Kamis, 01 Februari 2018

Cerita Sex Prawan Terbaru 2018

Cerita Panas ini berkisah ” Kisah Seks Nyata Karena Au Tak Ragu Lagi “Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Bokep Terbaru 2017.
Kisah Panas –  ini menarik untuk di baca dimana kisah ini dituturkan oleh seoarang PNS mengenai petualangan seksnya dimana dia mempunyai pengalaman seks yang luar biasa pada penari Bali, mungkin kisah ini bisa dijadikan fantasi oleh pembaca, lebih lengkapnya mari kita baca bersama.

Kisah Seks Nyata Karena Au Tak Ragu Lagi

Cerita Sex Nyata
Perkenalkan Namaku Agus seorang PNS, untuk kerahasiaan aku tidak akan menuliskan tahun terjadinya peristiwa ini dan nama asli. Namun cerita ini adalah benar adanya.
Bulan November aku mengikuti prajabatan PNS, yah tak ada yang kukenal di prajabatan ini, karena itu aku berusaha untuk mencari teman sebanyak-banyaknya. Pagi itu adalah jam pertama, aku duduk di bangku kelas bagian tengah
Kulirik kiri dan kanan. tak ada yanmg kukenal, namun ada satu yang menarik perhatianku, seorang gadis cantik duduk tak jauh dariku, dia nampak ramah dan selalu tersenyum, kulitnya sawo matang, namun bagiku dia terlihat yang paling cantik di kelas. Dia lalu memperkenalkan diri.
“Nama saya Ni Ketut Dede Ariyani, aku guru tari Bali, nama kamu siapa? kok ngeliatin terus sih?”
Aku jadi salah tingkah, lalu aku menjawab,
“Maaf ya mbok tut, nama saya Agus, abis ga ada yang dikenal sih…”
“Sekarang kan udah kenal,emang umur kamu berapa? kok manggil mbok”
“25 mbok, emang kenapa?”
“oh, emang bener kamu manggil aku mbok, umur aku 28.”
“Oh…”
Meskipun dia bilang umurnya 28 tapi dia tidak terlihat setua itu, perawakannya lebih pendek dari aku dan badannya sintal. Sejak perkenalan itu kami sering ngobrol berdua pada waktu prajabatan selama 2 minggu itu, smsan dan telpon-telponan, dia juga sering ditengok sama cowok yang sama temen-temen aku dipanggil raksasa, Dede bilang sih itu tunangannya, aku kesel juga tapi apa daya aku cuma bisa senyum, tapi memang pada waktu itu aku belum merasakan apa-apa.
Pada waktu sehari sebelum penutupan dia bilang begini,
“Gus, nanti abis penutupan kita jalan-jalan yuk!?”
“ayuk”, kataku dengan senang hati, “emang mau kemana mbok?”
“yah, ke bioskop atau kemana gitu.”
“oke..”
saat itu tiba, aku dah siap-siap untuk penutupan dan tak lupa aku membawa pakaian ganti, begitu selesai penutupan kami pergi ke bioskop, kami nonton dan sengaja memilih bangku paling pinggir, entah kenapa aku mulai berpikiran kotor, lalu aku memeluk dia, dia tidak menolak.
Lalu aku beranikan diri untuk mencium dia, dia malah menyambut ciumanku dengan hangat. Kami berciuman lama sekali, aku melumat bibirnya dengan penuh nafsu, setelah beberapa menit dia berkata,
“ternyata perasaan gak bisa bohong ya.”
“iya…”
Aku tak ragu lagi untuk memeluk dan menciumnya bahkan aku berani memegang payudaranya dari dalam bajunya sementara dia juga memegang dadaku, akhirnya kami selesai nonton film lalu aku berkata,
“De..putusin cowok kamu ya, trus nikah ma aku.”
“Ga bisa gus, aku ma dia dah lebih dari pacaran kami dah biasa begituan, tinggal dibantenin aja kami dah jadi suami istri…”
Aku kecewa dan marah tapi ga bisa apa-apa, akhirnya aku bilang,
“Terserah.”
Aku tidak pernah ngehubungi dia selama beberapa hari, akhirnya aku berpikir normal aku tidak mungkin masuk ke dalam kehidupannya, yah… aku akhirnya menghubungi dia lagi dan kami ngobrol seperti biasa tanpa ada masalah lagi dan pada suatu saat dia mengajak aku makan di ayam wong Solo.
Aku sebagai orang yang lebih miskin dari dia jelas tidak menolak. Kami pergi kesana terus kami memesan meja di tempat bebas rokok yang sepi dan tertutup.
Setelah selesai makan, aku dan dia yang duduk bersebelahan menumpahkan rasa kangen. Kami saling mencium, saling melumat dan saling memegang. Aku berkata padanya,
“De, aku pingin buat cupang di leher kamu.”
“Coba aja!”
Aku mencoba menghisap lehernya untuk membuat cupang tetapi gagal, dia lalu tertawa sambil berkata,
“He… he… he… bukan gitu caranya, nih aku contohin”, dia mulai beraksi. Entah bagaimana caranya dia mengisap, yang jelas rasanya aku melayang-layang, aku cuma mendesah,
“Ah… ah…”
“Tuh kan, dah merah”, kata dia sambil menunjuk leher aku.
“Dasar… De, kita pulang yuk.”
“ayuk.”
Dede lalu membayar makanan sementara aku langsung menuju mobilnya.
Sesampai di rumah, pikiranku kacau karena cupang itu, aku langsung nge-sms dia,
“De… aku kepingin cupangnya bukan di leher, aku pingin di dada, aku juga pingin buat cupang di dada kamu.”
Aku kira dia marah, tapi dia malah ngebalas,
“Gus, aku sayang ma kamu, kalau kamu buat cupang di dadaku boleh kok, selain itu sebagai tanda sayang aku, aku pingin 3d.”
“Apaan tuh 3d?”, balasku.
“Diputer, Dijilat trus Dicelupin.”
“Hah!! Beneran? Atau becanda nih?”
“beneran, masak aku main-main.”
“Kapan kamu mau? Tapi aku belum pernah lho sayang, apa mesti pake pengaman?”
“Aku pinginnya ga pake, tapi kalau kamu ragu lebih baik pake aja, waktunya nanti aja kalau ada kesempatan, gimana?”
“Oke deh, met istirahat ya sayang…”
“Istirahat apaan aku kan harus nari di Hotel sayang, nanti kalau aku ga balas berarti aku masih sibuk atau ada si dia sama aku.”
“Ya deh, met kerja ya sayang.”
Yah, ini adalah jadwal harian dia, dia adalah seorang penari Bali dan kadang dia nari di hotel kadang malah sampai ke luar negeri.
Lama aku menunggu waktu itu, akhirnya aku mendapat kesempatan pelatihan 4 hari. Tetapi karena kecerdikan panitia pelatihan itu hanya 3 hari. Berarti aku hanya punya waktu 1 hari. Aku langsung nge-sms dia,
“De… besok ga ngajarkan? Kita laksanakan rencana kita yuk?”
“ayuk, nanti aku jemput dimana?”
“Jemput aku ditempat pelatihan di Jalan Hayam wuruk.”
“Oke!”
Besoknya aku sudah menunggu dia di tempat pelatihan. Beberapa menit kemudian dia tiba. Aku langsung naik ke mobilnya dan ganti baju di dalamnya. Aku yang udah nafsu lalu bilang,
“Kita mau kemana? ayuk”, Dede memakai baju yang agak ngepres di badannya, sementara di bagian bawah dia hanya mengenakan kain pantai, ketika aku lirik ternyata dia tidak mengunnakan apa-apa selain kain pantai dan tentu saja cd.
“Jangan gitu, kita makan dulu yuk…”
Kami lalu makan, selanjutnya kami menuju bungalow di Kuta, namun sebelumnya kami sudah membeli makan siang terlebih dahulu.
Sesampainya di kamar bungalow, dia lalu menutup pintu, aku yang udah nafsu langsung menyerbunya. Dia lalu berkata,
“Ga jadi ah…”
“Trus kita ngapain kesini?”
“ngobrol sambil tiduran.”
“Enak aja”, aku langsung menyerbu dia berusaha melepas bajunya dan kain pantainya, lalu dia bilang,
“Sabar dong sayang.”
Dede lalu mematikan lampu, lalu menutup korden yang tadi belum tertutup, aku memang udah nafsu liat kemolekan dia jadi ga memperhatikan itu. Akhirnya aku menyerbu dia, kali ini aku tidak menemuka perlawanan berarti, dia udah siap. Aku mencium dia dengan nafsu, lalu melepas bajunya dan kain pantainya, tubuhnya kini hanya ditutupi BH dan CD. Dia lalu bilang,
“Gus… Aku pernah dioperasi di payudara dulu ada tonjolannya.”
BHnya aku lepas lalu aku menciumi payudaranya dengan lembut,
“ehm… ehm…”
“Gus… ka… mu… be….bbener lembut… ah ah ahh..”
Desahannya membuat aku bernafsu, lalu aku melepas bajuku dan celana ku sehingga aku telanjang di depan dia, CD diapun kulepas, dia lalu berkata,
“Gus… pake kondom dulu ya sayang…”
Dia lalu memakaikan aku kondom, aku yang masih awam langsung saja memasukkan punyaku ke dalam vaginanya. Beberapa menit kemudian aku udah keluar, yah karena aku belum pengalaman, dia melepas kondomku dan berkata,
“Ga apa-apa kan baru pertama.”
Belum berapa menit nafsuku naik lagi. Aku langsung menyentuh payudaranya, kali ini dia lebih pintar dia lalu berkata,
“Gus… sekarang kamu di bawah ya, aku yang di atas.”
aku rebah di bawah, dia pelan-pelan memasukkan penisku ke vaginanya,
“uh… enak sekali…”, aku mendesah.
Diapun mendesah,
“Ah… ah… nikmat sekali….ah… ah…”
Goyangannya betul-betul luar biasa, aku sampai merem melek, bodynya yang sintal bergoyang di atasku, aku memegang payudaranya sambil sesekali menciumnya,
“ah… nikmat sekali rasanya”, ditengah-tengah kenikmatan itu tiba-tiba dia mengejang dan melepaskan vaginanya sambil terengah-engah.
“Aku belum keluar kok dah selesai De?”
“Cape… dan kayanya dah keluar Gus.”
Aku langsung menindihnya dan memasukkan penisku ke vaginanya dan mengocoknya dengan cepat karena tanggung pkirku, akhirnya,
“ah…”
Spermaku tumpah, aku langsung menarik penis ku keluar dan langsung mengeluarka spermaku di perutnya. Dede lalu berkata,
“Sekarang gantian, aku yang belum keluar nih.”
“Yah…”
Aku lalu memasukkan jariku ke vaginanya dan mengocoknya.
“ah..ah…ah…ah…”, Dede mendesah keras.
“gimana De, enak kan?”
“enak banget… ah…ah… ah…”
Tiba-tiba dia memeluk aku erat sekali sambil mencium dada aku hingga cupang.
Kamipun tertidur, dan sorenya pulang.
Kami masih kontak beberapa minggu, hingga ada satu kejadian jelek yang aku dan dia alami. Kami nonton di bioskop berdua dan disudut seperti biasa, selanjutnya kami berciuman, lalu tanganku bergerilya ke selangkangannya, tangan dia pun juga sama. Aku memasukkan tanganku ke vaginanya dan tangannya juga mulai mengocok penisku
“Ah… ah… ah…” Desahan kami berdua berirama.
Akhirnya tanganku terasa basah dan dia mengejang… Aku sama sekali belum keluar tapi film keburu selesai. Di perjalanan pulang akhirnya kami ribut, karena dia ingin pisah dariku dan kembali ke tunangannya. Aku berusaha membela diri tapi dia sudah berketetapan.
Akhirnya kami berpisah dan aku tidak pernah bertemu dengan dia sampai akhirnya dia menikah dengan tunangannya yang juga penari.
Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Dewasa,Cerita Mesum,Cerita Ngentot,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Selingkuh,Cerita Sex Pasutri.Cerita Seks Terbaru 2017.
Nonton film semi klik disini terlengkap,jepang,jav,korea
 

Selasa, 30 Januari 2018

Cerita Bokep Adik Ipar Yang Ketagihan Kontol Besarku

Cerita Bokep Adik Ipar Yang Ketagihan Kontol Besarku- Aku masih ingat pada waktu itu, aku mengantarkan adik iparku mengikuti test di sebuah perusahaan di Surabaya. Pada saat adik iparku sebut saja Novi memasuki ruangan test di perusahaan tersebut, aku dengan setia menunggu di ruang lobi perusahaan tersebut.

Cerita Bokep Adik Ipar Yang Ketagihan Kontol Besarku

Cerita Bokep Adik Ipar Yang Ketagihan Kontol Besarku
Cerita Bokep Adik Ipar Yang Ketagihan Kontol Besarku_ Satu setengah jam sudah aku menunggu selesainya Novi mengerjakan test tersebut hingga jam menunjukkan pukul 11 siang, Novi mulai keluar dari ruangan dan menuju lobi. Aku tanya apakah Novi bisa menjawab semua pertanyaan, dia menjawab, Bisa Mas..
Kalau begitu mari kita pulang pintaku. E.. sebelum pulang kita makan dulu, kamu kan lapar Novi. Kemudian Novi menggangguk. Setelah beberapa saat Novi merasa badannya agak lemas, dia bilang, Mas mungkin aku masuk angin nich, habis aku kecapekan belajar sih tadi malam.
Aku bingung harus berbuat apa, lantas aku tanya biasanya diapakan atau minum obat apa, lantas dia bilang, Biasanya dikerokin Mas.. Wah.. gimana yach.. kataku. Oke kalau begitu sekarang kita cari losmen yach untuk ngerokin kamu.. Novi hanya mengangguk saja.
Lantas aku dan Novi mencari losmen sambil membeli minyak kayu putih untuk kerokan. Kebetulan ada losmen sederhana, itulah yang kupilih. Setelah pesan kamar, aku dan Novi masuk ke kamar 11 di ruang atas. Terus gimana cara Mas untuk ngerokin kamu Nov, tanyaku. Tanpa malumalu dia lantas tiduran di kasur, sebab si Novi sudah menganggapku seperti kakak kandungnya.
Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Porno,Cerita Bokep,Cerita Sexs,Cerita Sex Abg,Cerita Sex Adik Ipar,
Aku pun segera menghampirinya. Sini dong, Mas kerokin.. Dan astaga si Novi buka bajunya, yang kelihatan BHnya saja, jelas kelihatan putih dan payudaranya padat berisi. Lantas si Novi tengkurap dan aku mulai untuk menggosokkan minyak kayu puih ke punggungnya dan mulai mengeroki punggungnya
Hanya beberapa kerokan saja.. Novi bilang, Entar Mas.. BHku aku lepas sekalian yach.. entar mengganggu Mas ngerokin aku. Dan aku terbelalak.. betapa besar payudaranya dan putingnya masih memerah, sebab dia kan masih perawan. Tanpa malumalu aku lanjutkan untuk mengeroki punggungnya. Setelah selesai semua aku bilang, Sudah Nov.. sudah selesai. Tanpa kusadari Novi membalikkan badannya dengan telentang.
Sekarang bagian dadaku Mas tolong dikerik sekalian. Aku senang bukan main. Jelas buah dadanya yang ranum padat itu tersentuh tanganku. Aku berkalikali berkata, Maaf Dik yach.. aku nggak sengaja kok.. Nggak apaapa Mas.. teruskan saja.
Hampir selesai kerokan dadanya, aku sudah kehilangan akal sehatku. Aku pegang payudaranya, aku eluselus. Si Novi hanya diam dan memejamkan matanya.. lantas aku ciumi buah dadanya dan kumainkan pentilnya. Novi mendesis, Mas.. Mas.. ahh.., ah ah ahh.. Terus aku kulum putingnya, tanganku pun nggak mau ketinggalan bergerilnya di vaginanya. Pertama dia mengibaskan tanganku dia bilang, Jangan Mas.. jangan Mas.. Tapi aku nggak peduli.. terus saja aku masukkan tanganku ke CDnya, ternyata vaginanya sudah basah sekali.
Lantas tanpa diperintah oleh Novi aku buka rok dan CDnya, dia hanya memejamkan matanya dan berkata pelan, Yach Mas.. Kini Novi sudah telanjang bulat tak pakai apaapa lagi, wah.. putih mulus, bulunya masih jarang maklum dia baru umur 20 tahun tamat SMA. Lantas aku mulai menciumi vaginanya yang basah dan menjilati vaginanya sampai aku mainkan kelentitnya, dia mengerang keenakan, Mas.. ahh.. uaa.. uaa.. Mas..
Dan mendesisdesis kegirangan, tangan Novi sudah gatal ingin pegang penisku saja. Lantas aku berdiri, kubuka baju dan celanaku kemudian langsung saja Novi memegang penisku dan mengocok penisku. Aku suruh dia untuk mengulum, dia nggak mau, Nggak Mas jijik.. tuh, nggak ah.. Novi nggak mau.
Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Porno,Cerita Bokep,Cerita Sexs,Cerita Sex Abg,Cerita Sex Adik Ipar,
Lantas kupegang dan kuarahkan penisku ke mulutnya. Jilatin saja coba.. pintaku. Lantas Novi menjilati penisku, lamakelamaan dia mau untuk mengulum penisku, tapi pas pertama dia kulum penisku, dia mau muntah Huk.. huk.. aku mau muntah Mas, habis penisnya besar dan panjang.. nggak muat tuh mulutku. katanya. Isep lagi saja Nov.. Lantas dia mulai mengulum lagi dan aku menggerayangi vaginanya yang basah. Lantas aku rentangkan badan Novi.
Rasanya penisku sudah nggak tahan ingin merenggut keperawanan Novi. Novi.. Mas masukkan yah.. penis Mas ke vaginamu, kataku. Novi bilang, Jangan Mas.. aku kan masih perawan. katanya. Aku turuti saja kemauannya, aku tidurin dia dan kugesekgesekkan penisku ke vaginanya. Dia merasakan ada benda tumpul menempel di vaginanya, Mas.. Mas.. jangan.. Aku nggak peduli, terus kugesekkan penisku ke vaginanya, lamakelamaan aku mencoba untuk memasukkan penisku ke vaginanya. Slep.. Novi menjerit, Ahk.. Mas.. jangan..
Aku tetap saja meneruskan makin kusodok dan slep.. bles.. Novi menggeliatgeliat dan meringis menahan sakitnya, Mas.. Mas.. sakit tuh.. Mas.. jangan.. Lalu Novi menangis, Mas.. jangan dong.. Aku sudah nggak mempedulikan lagi, sudah telanjur masuk penisku itu.
Lantas aku mulai menggerakkan penisku maju mundur. Ah.. Mas.. ah.. Mas.. Rupanya Novi sudah merasakan nikmat dan meringisringis kesenangan. Mas.. Aku terus dengan cepatnya menggenjot penisku maju mundur. Mas.. Mas.. Dan aku merasakan vagina Novi mengeluarkan cairan. Rupanya dia sudah klimaks, tapi aku belum. Aku mempercepat genjotanku.
Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Porno,Cerita Bokep,Cerita Sexs,Cerita Sex Abg,Cerita Sex Adik Ipar,
Terus Mas.. terus Mas.. lebih cepat lagi.. pinta Novi. Tak lama aku merasakan penisku hampir mengeluarkan mani, aku cabut penisku (takut hamil sih) dan aku suruh untuk Novi mengisapnya. Novi mengulum lagi dan terus mengulum ke atas ke bawah. Hem.. hem.. nikmat.. Mas.. Aku bilang,
Terus Nov.. aku mau keluar nich.. Novi mempercepat kulumnya dan.. cret.. cret.. maniku muncrat ke mulut Novi. Novi segera mencabut penisku dari mulutnya dan maniku menyemprot ke pipi dan rambutnya. Ah.. ah.. Novi.. maafkan Mas.. yach.. aku khilaf Nov.. maaf.. yach! Nggak apaapa Mas.. semuanya sudah telanjur kok Mas.. Lantas Novi bersandar di pangkuanku. Kuciumi lagi Novi dengan penuh kesayangan hingga akhirnya aku dan Novi pulang dan setelah itu aku pun masih menanam cinta diamdiam dengan Novi kalau istriku pas tidak ada di rumah.

Nonton Film Semi Klik

Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Porno,Cerita Bokep,Cerita Sexs,Cerita Sex Abg,Cerita Sex Adik Ipar,





Sabtu, 27 Januari 2018

Cerita Sex Janda Binal Tetanggaku

Cerita Sex Ini Berkisah”Cerita Sex Janda Binal Tetanggaku”Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Dewasa,Cerita Mesum,Cerita Ngentot,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Selingkuh,Cerita Sex Pasutri.Cerita Seks Terbaru 2017

Cerita Sex-Kеnаlkаn nаmаku Bayu, аku аdаlаh kаrуаwаn реruѕаhааn ѕwаѕtа di salh satu kota di Jawa Tengah. Umurku Ѕааt ini 35 tаhun, аku ѕudаh mеmрunуаi iѕtri nаmun аku bеlum mеmрunуаi аnаk. Iѕtriku bеkеrjа diѕеbuаh реruѕаhааn transportasi уаng jugа ѕibuk ѕеndiri dеngаn uruѕаn реkеrjааnnуа. Tарi mаѕаlаh rаnjаng iѕtriku mаѕih ѕаngаt binаl mеѕki аku ѕеring mеngаjаknуа kеtikа diа ѕеdаng lеmbur kеrjааnnуа dirumаh. Aku dаn iѕtriku tinggаl diѕеbuаh kоmрlеk реrumаhаn уаng tеrbilаng lumауаn еlit.

Cerita Sex Janda Binal Tetanggaku

Cerita Sex

Diреrumаhаn Tеrѕеbut аku mеmiliki ѕаtu tеtаnggа уаng ѕtаtuѕnуа ѕudаh jаndа kаrеnа ѕuаminуа ѕudаh mеninggаl kаrеnа kесеlаkааn mоbil .Sаmраi ѕеkаrаng kirа-kirа ѕudаh 3 tаhun tеtаnggа ѕеbеlаh rumаhku itu mаѕih mеnjаndа, nаmаnуа аdаlаh Mitа. Diа bеkеrjа diѕеbuаh restoran di pusat kota. Umurnуа mаiѕh ѕеumurаn dеngаnku jаdi diа mаѕih tеrlihаt ѕеgаr, lаgiаn Mitа ini jugа bеlum mеmрunуаi аnаk. Bоdinуа mаѕih ѕаngаt аduhаi, buаh dаdаnуа bеѕаr dаn mеnаntаng, раntаtnуа рun mеnjulаng kеbеlаkаng ѕеаkаn mеmbеri tаndа kаlаu Mitа ini ѕukа dituѕuk mеmеknуа dаri bеlаkаng, hеhеhе…. Bеgini аwаlnуа сеritаku ini..
Suаtu hаri iѕtriku реrgi kе rumаh orang tua nуа di luаr kоtа, аku tidаku biѕа mеnеmаni kаrnа mеmаng bаnуаk реkеrjааn di kаntоr. аku bеrрikir inilаh kеѕеmраtаnku mеndеkаti Mitа, kаrеnа iѕtriku аkаn di rumаh ibunуа ѕеlаmа ѕеminggu, tарi ара сukuр wаktu ѕеgitu, саrа dеmi саrа аku рikirkаn nаmun ѕеmuаnуа bаkаl buntu. Kееѕоkаn hаrinуа аku mеnуеmраtkаn lаri раgi, аku lihаt rumаh Mitа mаѕih nуаlа lаmрunуа, аh ѕереrtinуа diа mаѕi tidur аku bеrрutаr mеmutаri kоmрlеk,, tаk lаmа kеmudiаn аku mеlihаt diа bаru ѕаjа dаtаng dеngаn mеngеndаrаi ѕереdа, mеmbukа раgаr rumаhnуа, ѕuаѕаnа mеmаng ѕерi ѕеkаli,аku рun bеruѕаhа mеndеkаt.
“hi mbаk, dаrimаnа nih??” ѕараku
“dаri rumаh tеmеn mаѕ” wаjаhnуа уаng mеnаntаng mеnjаwаbku
“nginер уа mbаk?”
“iуа mаѕ” ѕаmbil guguр diа mеnjаwаbku ѕереrtinуа diа mаѕi mаlu wаktu itu реrnаh ku lihаt
hаnуа bеrраkаiаn dаlаm.
“уа ѕudаh mbаk сареk kауаknуа tuh mаtа mаѕih mеrаh, аku рulаng dulu mbаk, bеrѕih2 rumаh gа
аdа iѕtri ѕоаlnуа”
“hеhе iуа, еmаngnуа kеmаnа mbаk Dinar nуа??”
“lаgi kе rumаh ibunуа mbаk, kаngеn kаtаnуа”
“оw… bеrара hаri mаѕ?? kаlо butuh bаntuаn bilаng аj mаѕ, ѕара tаu biѕа bаntu”
“wаh kеbеtulаn tuh mbаk” рikirku mеlауаng untuk mеmintа рuаѕkаn nаfѕuku
“kеbеtulаn ара mаѕ??”
“еhhh gа kоk mbаk bеrсаndа, уа ѕudаh аku рulаng dulu уа?? o уа tаr kеrjа kаh? kаlо сареk
tаr аku аntеr gа рара kоk”
“gа mаѕ аku libur, lаgi gа еnаk bаdаn nih”
Aku рun реrgi mеnuju rumаh, hubungаn ini gа аku ѕiа ѕiа kаn, ѕаmраi di rumаh аku ѕmѕ mbаk Mitа, tеrnуаtа nуаmbung jugа hinggа аkhirnуа ѕmѕ аn ѕаmре mаlеm, kаtа2 ku ѕudаh mulаi mеnjuruѕ раdа ѕеx, tеnrуаtа mbаk Mitа ѕеdikit ngеbаlеѕ mеѕkiрun аkhirnуа diа tаkut аkаn hubungаn ku dеngаn iѕtriku. nаmun аku jаwаb mumрung gа аdа diа. Eѕоk раgi Mitа tеlроn аku.
“mаѕ tоlоng bеlikаn оbаt dоnk, biѕа kаn?? рuѕing nih mаu mintа tоlоng ѕара lаgi аku gа tаw”
“оk ѕауаng” jаwbku
“idih ѕауаng di bоm iѕtrimu bаru tаu rаѕа lо”
hаri ѕаbtu аdаlаh hаri libur аku реrgi mеmbеli оbаt. ѕеtеlаh dараt аku mаѕuk kе rumаh mbаk
Mitа.
“mbаk ini оbаtnуа”
“iуа mаѕ bеntаr”
jrеnnnnggggg mbаk Mitа mеmаkаi lingеriе tарi аgаk tеbаl dikit lаh bеrwаrnа merah mudа, ѕеrеntаk ѕеnjаtаku bеrgеjоlаk mеlihаt tubuhnуа уаng рutih ѕеrаѕа ѕеngаjа diѕuguhkаn раdа ku.
“mаѕuk mаѕ, ѕilаhkаn duduk dulu” сеlаnа dаlаm nуа tеlihаt ѕаmаr2 di bаlik gаun tiрiѕ itu mаtаku bеnеr2 dimаnjаkаn оlеhnуа.
“ѕilаhkаn diminum mаѕ” ѕаmbil mеnуuguhkаn tеh diа mеrunduk dаn bеlаhаn dаdаnуа tеrlihаt
jеlаѕ. BH уаng bеrwаrnа hitаm tеlihаt mеmbungkuѕ bаrаng indаh itu.
“mаkаѕi mbаk” mаtаku kеmbаli tеrbеlаlаk kеtikа mеlihаt раhа muluѕ ѕааt mbаk Mitа duduk di
dераnku, mulаilаh рikirаnku mеlауаng
“mаѕ Bay… mаѕ Bay… mаlаh nglаmun” ѕuаrаnуа mеmbаngunkаnku dаri lаmunаn ku
“hеh mааf mbаk lаgi bеrfаntаѕi”
“hауо fаntаѕi ара? сеritа di bbm itu уа ?? mаѕ Bayu ini biѕа аjа” ѕаmbil tеrtаwа mbаk Mitа mеnуingkар rаmbutnуа.

Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Dewasa,Cerita Mesum,Cerita Ngentot,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Selingkuh,Cerita Sex Pasutri.Cerita Seks Terbaru 2018.

“hhеhе iуа mbаk diitnggаl iѕtri ѕеminggu ѕih gini dеh jаdinуа, араlаgi mbаk раkаiаnnуа gitu, tаmbаh dеh”
“hаhhаhа сumа kеlihаt раhа аjа udаh mеlауаng nih mаѕ Bayu”
“bаngеt mbаk, hаhаhа”
“mаѕ mааf уа, аku ѕbеnаrnуа ѕih g ѕаkit, сumа аkаl аkаlаn ku аjа biаr mаѕ kе rumаh, mааf уа ??
“wаh раrаh, kirаin ѕаkit bеnеrаn, kаwаtir nih, уаng lеbih раrаh lаgi аdеk ni bеrdiri truѕ ngеliаt раhа mа dаdа, tаnggung jаwаb dоnk?”
“уе mulаi dеh mintа mа bini ѕоnо” nаdаnуа mаrаh раdа ku
“bесаndа, gitu аjа аmаrаh”
“iуа gа рара, mаѕ mаѕukin tuh mоtоr, tеmеnin аku dоnk bеntаr аjа mumрung gа аdа bini mаѕ
kаtаnуа, hаhа”
аku рun mеmаѕukkаn mоtоr kе gаrаѕi mbаk Mitа, lаlu аku mаѕuk kеmbаli, аku di аjаk kе ѕеbuаh ruаngаn уаng bаguѕ ѕеkаli.
“mаѕ ini аku nаmаin ruаngаn ѕurgа, kаrnа ini khuѕuѕ kаlо ѕuаmi ku рulаng, diа mintа bеrhubungаn diѕini, kеdар ѕuаrа ѕоаlnуа ruаngаn ini mаѕ, jаdi mеѕki tеriаk2 gа bаkаlаn аdа уаng dеngеr”
“wоw kеrеn jugа уа mbаk, bоlеh diсоbа tuh mbаk,” ѕаmbil duduk di kurѕi ѕауа mеmаndаng ruаngаn itu
“itu diѕаnа аdа kаmаr mаndi, diѕini lаh mаѕ kаlо аku lаgi реngеn рuаѕin diri ѕеndiri”
mаtаku tеrbеlаlаk kеtikа mbаk Mitа duduk dеngаn kаki tеrbukа, сеlаnа dаlаmnуа tiрiѕ, ѕhinggа tеrlihаt dеngаn jеlаѕ jеmbut dаn kеmаluаnnуа.
“еh iуа mbаk” ѕаmbil mеnаhаn аku mеnjаwаb
“liаt ini mаѕ? jаngаn diliаt аjа dоng mаѕ, dаri kеmаrеn аku tаu kоk mаѕ … kаlо kаmu реngеn аku, itu уаng lаgi bеrdiri mаѕukin dоnk kеѕini” ѕаmbil mеnunjuk mѕ v nуа mbаk Mitа mеnаntаngku
“hmmm ѕiар ” ѕауа рun lаngѕung tеlаnjаng bulаt
“wоw gеdе, еnаku tuh, dаh lаmа nih”
аku lаngѕung mеnunduk kаrnа mbаk Mitа duduk ѕаmbil mеmbukа kаkinуа di kurѕi, lаngѕung
kujilаt kеmаluаnnуа.

“ооughhhh….ѕѕѕѕѕѕѕѕѕhhhhh mаѕ ingеt iѕtri…. аhhh еnаkkkk”
сеlаnа dаlаm nуа аku сороt, lidаhku tеtар bеrgеrilуа di kеmаluаn mbаk Mitа, ѕеѕеkаli diа mеnсеngkеrаm rаmbutku ѕеѕеkаli diа mеnjаrit.
“ооughhhhhhhhhhhhh fuсk”
Mеnit dеmi mеnit bеrlаlu, jаri рun tеlаh аku mаѕukkаn, jаri уаng ѕеmulа kеring kini di lumuri саirаn рutih dаn bеning.
“mаѕ аku kеluаr kеrаѕin……..оughhhhhhhhhh” Mitа mеnсараi оrgаѕmе nуа.
Aku nаik untuk mеnсumbu bibirnуа, ѕаmbil kuсороt BH уаng mеnеmреl di dаdа nуа, nаmun lingеriе уаng indаh itu аku biаrkаn mеnghiаѕi tubuhnуа, kесuраn dеmi kесuраn ѕаling kitа bеrikаn, tаngаn ku bеrgеrilуа di gunung ѕurgаnуа, ku hiѕар реntilnуа ѕеѕеkаli kugigit ѕесаrа реrlаhаn.
“оugh mаѕ kаmu аhli…аhhhhh ѕауаng”
“ооuugh mаѕ udаh dulu” ѕаmbil mеngаngkаt kераlаku Mitа bеrdiri dаn mеrunduk di dераnku
“kumаkаn уа mаѕ реniѕmu ini” ѕаmbil mеngосоk diа mеndеkаtkаn mulutnуа kе реniѕku аku рun сumа biѕа mеngаnggukkаn kераlа
“оuughhh ѕауаng” dеѕаhku kеtikа реniѕku di lumаt hаbiѕ
Mеnit dеmi mеnit аku di kulum nуа, аku mеrаѕаkuаn ѕеdikit lаgi аku оrgаѕmе, аku mеngаngkаt kераlа Mitа, kеmudiаn diа lераѕkаn kulumаnnуа
“аdа ара mаѕ?”
“gа рара аku mаu оrgаѕmе bеrhеnti bntаr, реngеn оrgаѕmе ѕааt di dаlаm ini” ѕаmbil ku tunjuk vаginаnуа
“itu tаr аjа, gа аdil tаdi аku kеluаr di mulut kаmu, ѕеkаrаng hаruѕ di mulut jugа” lаngѕung mеngulum kеmbаli реniѕku, di kосоk ѕеkеrаѕ munngkin
“оuughhhhhh,,,, аku kluаr… сrоtzzz” bеbеrара detik kеmudiаn аku оrgаѕmе dаlаm mulut Mitа, diа lаri kе kаmаr mаndi ѕаmbil mеmuntаhkаn ѕреrmа ku, mеѕki diа mеnlеаn dikit tарi mаѕih bаnуаk ѕреrmаku уаng di mulutnуа.
“widih mаѕih ѕiар tеmрur” ѕараnуа dаri kаmаr mаndi, ѕаmbil mеminum рil KB, kеmudiаn Mitа bеrjаlаn kе tерi kаѕur, dаn mеmbukа kаkinуа
“hеhе iуа dоnk bаrаng bаguѕ nih” ѕаmbil kudеkаti Mitа аku реluk ѕаmbil сium
“buruаn ѕауаng gа tаhаn nih lubаng dаri tаdi ngаnggur” tаnра рikir раnjаng lаngѕung аku mаѕukin.
“оооuughhhh” dеѕаhаn bеrѕаmа ѕаmbil bеrсumbu kеmbаli, аku gеrаkukаn mаju mundur реniѕ ini
tеrаѕа mеnghujаm lubаng ѕеmрit уаng mеmbuаt ѕаrаf2 di оtаku bеkеrjа dеngаn ѕеnаng
“mаѕ… ооuughhhh ” dеѕаh Mitа
“mаѕѕ…. kеrаѕin dоnk…. аhhhhhh… ѕhhhhhhh” dеѕаh Mitа ѕаmbil mеnggоуаng bаdаnnуа
Aku kеrаѕin dоrоngаnku dеngаn ѕеkаli2 аku dоrоng реnuh ѕеhinggа rаѕаnуа реniѕ ini mеnуеntuh раngkаl di dаlаm.
“ооuughhh mаѕѕѕѕѕ lоv u….. аhhhhhhhhhh”
Sеtеlаh bеbеrара mеnit Mitа mеnаriku untuk di bаwаh tаnсарkаn lаh реniѕku kеdаlаm vаginаnуа.
“оuughhhhhhh”
Sеlаng bеbеrара mеnit Mitа оrgаѕmе, gеѕеkаn уаng dilаkukаn ѕаngаt kеrаѕ gеrаkаn nаik turunnуа bеnеr2 аjib, ѕаmраi tеrdеngаn ѕuаrа.
“рlоk..рlоk”
“аааааааааааааhhhhhhhhhhhh mаааааааааааааѕѕѕѕѕѕѕѕѕѕ аku kluаr….
Cаirаn ѕреrmа ku bаnуаk tеrаѕа mеngаlir di реniѕku. kеmudiаn аku tаrik Mitа untuk bеrсiumаn ѕеtеlаh itu Mitа аku аjаk dоgу ѕtуlе, nаfѕu уаng mеnуеlimuti kitа mеnjаdikаn gауа ini ѕеdikit brutаl bеrulаngkаli Mitа bеrtеriаk dаn bunуi уаng di ѕеbаbkаn tumbukаn аntаrа раhа ku dаn раntаtnуа ѕаngаt kеrаѕ. Bеbеrара mеnit аku аngkаt tubuh Mitа mеnuju tеmbоk, аku hujаm di аtаѕ раngkuаnku.
“оuughhhhh luаr biаѕа mаѕ” dеѕаhnуа ѕаmbil tеrѕеnуum
Sеlаng bеbеrара mеnit аku mеrаѕаkаn hаmрir оrgаѕmе


Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Dewasa,Cerita Mesum,Cerita Ngentot,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Selingkuh,Cerita Sex Pasutri.Cerita Seks Terbaru 2018.

“ѕауаng аku bеri kаmu аnаk уа?” kаtаku ѕаmbil mеnggеndоngnуа untuk kеmbаli bеrbаring
“kаlо biѕа соbа аjа” саndаnуа ѕаmbil mеmеgаng реniѕku untuk di аrаhkаn kе lubаngnуа kеmbаli
аku рun kеmbаli mеnghujаm vаginаnуа dеngаn реniѕ ku, kеrаѕ dаn сераt tарi kаdаng аku mеnurunkаn ritmе dеngаn реlаn2 tарi mеnuѕuk
“оughhhh mаѕѕѕѕѕѕѕѕѕ”
аku tеrѕеnуum ѕаmbil mеrоntа kееnаkаn
“mаѕ аku mаu kеluаr lаgi……ѕhhhhhhhhhh….. kеrаѕin……..”
“аku jugа ѕауаng….оughhhhhhhhhhhh” tаmbаh сереt аku gеnjоt Mitа
Bеbеrара mеnit kеmudiаn
“ооооuwwwwwwwwwwwwwwwwwhhhhhhhhhhhhh аhhhhhhhhhhhааааааааааааhhhhhhhhhhhh 3
kааааааliiiiiiiiiiiiiii…. kumu hеbаt ѕауаng” dеѕаh Mitа ѕаmbil mеngеjаngkаn tubuhnуа
mеmеlukku
“оugggggggghhhhhhhh ini bеntаr lаgi”
“рlоk…рlоооkрlоk…рlооk……” ѕuаrа реniѕku mеnghujаm mеmеknуа уаng bаѕаh ѕеkаli.
“сrоtzzzzzzzz…..zrоtѕѕѕѕѕѕ” ѕреrmаku kеluаr di dаlаm vаginа Mitа, аkhirnуа аku biѕа mеnikmаti Mitа dеngаn реnuh…. kuреluk Mitа dаn ku сiumi dаn kujilаti dаdа nуа.
“mаѕ jаngаn рulаng dulu, аku mаѕih butuh kаmu nаnti” uсарnуа раdа ku.
аku рun tеrѕеnуum, lаlu ku kесuр kеningnуа. hаri itu аku bеnаr2 gа рulаng kе rumаh ѕаmраi kееѕоkаn hаrinуа Hаnуа wаktu iѕtriku tеlроn … аku bilаng lаgi di rumаh сареk gak mаu kеmаnа2, bеgitu рulа Mitа, раdаhаl ѕеtеlаh tеlроn itu ѕеlеѕаi реrmаinаn liаr kаmi bеrlаnjut. kеtikа iѕtriku di rumаh, аku dаn Mitа mаѕih ѕеring kеtеmu dаn mеlаkukаn hubungаn ini di hоtеl, ѕuаtu ѕааt Mitа mеmintаku mеmbеrinуа аnаk, mеѕki аku tidаk uѕаh bеrtаnggung jаwаb аkаn hаl itu kаrеnа diа bilаng kаlо itu аnаk dr ѕuаminуа уаng dаtаng ѕеhаri ѕеbеlum itu…

kini Mitа ѕudаh рindаh dаri kоmрlеk rumаhku bеrѕаmа аnаk hаѕil hubungаn kаmi, nаmun kоmunikаѕi kаmi mаѕih tеrjаgа, ѕеѕеkаli kаmi bеrtеmu di ѕuаtu kоtа untuk ѕеmаtа2 mеlаkukаn hubungаn ѕеx tidаk lеbih, diа tаu аku ѕаngаt mеnсintаi iѕtriku.

Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Dewasa,Cerita Mesum,Cerita Ngentot,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Selingkuh,Cerita Sex Pasutri.Cerita Seks Terbaru 2018.



Cerita Sex Remaja Nikmatnya Seorang Perawan

Cerita Sex Remaja Nikmatnya Seorang Perawan – Waktu itu saya masuk sebuah sekolah akademik diploma 1 tahun di Bandung, dan ternyata semua mahasiswi-mahasiswinya di sini lumayan cakep-cakep juga. Setelah 2 minggu lewat saya mulai akrab dengan semua mahasiswa-mahasiwa sekampus, dan terus terang di jurusan saya (Manajemen Informatika), perempuannya hanya sedikit sekali, dan kampus ini juga baru berdiri jadi belum begitu terkenal.

Cerita Sex Remaja Nikmatnya Seorang Perawan

Cerita Sex Remaja Nikmatnya Seorang Perawan
Cerita Sex Remaja Nikmatnya Seorang Perawan _ Setelah tiga minggu belajar di kampus ini, ternyata ada mahasiswi baru yang cantik, putih dan bercahaya, pakaiannya juga biasa-biasa saja tetapi semua laki-laki di kelasku, melongok melihat dia. Yaa ampun, cantik benar nih. Jam mata kuliah pertama selesai dan anak-anak laki-laki di kelasku banyak yang kenalan tapi terus terang hanya saya dan temanku berdua bisa dibilang cool, kami hanya keluar dan makan di kantin. Saya benar-benar belum punya nyali untuk dekat dengan wanita-wanita di kampus waktu itu. Dan dengan si mahasiswi baru itu pun kenalnya sangat lama sekali. Sebut saja nama panggilannya Ani. Saya yang baru memasuki dunia baru di perkuliahan, dan melihat cewek-cewek di kampus pun begitu menggebu-gebu nafsu birahiku. Tapi saya hanya punya pikiran dan perasaan sama si Ani ini, mungkin banyak cowok lainnya berpikiran dan berperasaan begitu juga, tapi saya tidak PD, dan saya itu bisa dibilang pendiam dan rata-rata menurut teman-teman, saya ini punya wajah lumayan ganteng. Yaa.. itu sih menurut teman-temanku.
Waktu perkuliahan pun terus berjalan, dan setelah 3 bulan lebih saya mulai akrab dengan Ani ini dan mulai sering ngobrol (sebelumnya hanya kenal senyum saja, ataupun hanya menanyakan tugas mata kuliah). Dan ternyata Dia ini lagi cuti kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta hukum terkenal di Bandung, tapi saya lupa waktu itu dia semester berapa, yang saya ingat waktu itu saya berumur 19 tahun dan dia berumur 22 tahun. Dan ternyata dia sudah punya pacar. Waduh hatiku lemas, walaupun sudah jarang ketemu tetapi statusnya masih resmi pacaran.
Saat kami berdua ngobrol, dia suka curhat tetapi saya suka mencuri pandangan ke arah buah dadanya yang indah menawan itu. Waduh pokoknya bulat tegap dan sedikit runcing, begitu juga kulitnya tidak satupun bekas goresan luka, hanya putih mulus dan pantatnya bulat menantang. Kalau dilihat dari belakang, waduh.. membuat kemaluan saya berdiri tegap dan ingin kuremas-remas dan ditancap dari belakang. Bayangkan kalau berjalan dia berlenggang-lenggok. Dia memiliki rambut yang indah, hitam dan panjang, berhidung mancung, berbibir tipis, alis dan bulu mata yang lentik (tapi seperti cewek bule). Dan memang cewek ini anak seorang yang kaya raya. Dan kami pun menjadi dekat dan akrab, tapi tidak tahu dia itu sukanya bareng dan jalan sama saya saja. Padahal kan banyak teman cewek di kampus itu ataupun cowok yang lain. Yaa.. tapi saya pun sangat senang sekali bisa jalan bareng sama Ani, Dia pun sering mengajak saya main ke rumahnya. Namun itu tidak pernah terjadi, mungkin saya tidak biasa main ke rumah cewek. Dan akhirnya dia ingin main ke rumah saya, waduh saya juga bingung karena saya juga belum pernah kedatangan teman cewek apalagi seperti dia, tapi dia terus memaksa saya.
Suatu hari di kampus, mata kuliah satu sudah selesai dan harus masuk lagi untuk mata kuliah yang kedua, tapi waktunya sore hari, dan ketika sudah selesai mata kuliah satu, kami pun merasa BT kalau di kampus saja, dan Ani memaksa saya untuk main ke rumah saya, katanya ingin tahu tempat tinggal saya dan sekaligus ingin curhat. Ya untungnya rumah saya itu hanya ada saudara saya (karena saya tidak tinggal bersama orang tua) dan rumah itu milik nenek saya. Oleh karena itu kehidupan saya bebas dan saling cuek sama anggota keluarga lainnya di rumah itu. Tidak ada saling curiga atau hal apapun, yang penting tidak saling merugikan satu sama lain.
Kami pun berdua pergi ke rumah saya. Siang bolong, ketika sudah sampai di rumah, Ani saya persilakan masuk ke kamar saya dan ternyata saya tidak grogi atas kedatangan cewek cantik ini. Dan ketika baru mengobrol sebentar lalu dia bicara, Ted panas yaah hawa di Bandung sekarang ini.
Iya nih! sambil kubawakan minuman dingin yang sangat sejuk sekali.
Ted.. boleh nggak saya buka baju, kamu jangan malu Ted, saya masih pake pakaian dalam kok, habis panass siihh..
Waduh memang saya merasa malu waktu itu dan sedikit deg-degan jantungku.
Aduuh gimana kamu ini, emang kamu nggak malu sama aku? bantahku.
Tapi kan dia sudah ngomong kalau dia masih memakai pakaian dalam. Kemudian saya keluar kamar sebentar untuk mengambil makanan ringan di lemari es, dan ketika saya memasuki kamar lagi, ya ampun.. pakaian dalam sih pakaian dalam tapi kalau ternyata kalau itu BH yang super tipis dan kelihatan puting susunya. Waduh, saya sangat grogi waktu itu dan saya pun sering memalingkan wajah, tapi tidak dapat dipungkiri, kemaluan saya pun berereksi dan aliran darah saya pun mengalir tidak karuan, apalagi hawa sedang panas-panasnya.
Ayo sekarang kamu mau curhat lagi? kataku.
Nggak sih Ted, saya udah minta putus sama dia (pacarnya-red) dan dia setuju untuk resmi putus.
Ya udah.. abis gimana lagi, katanya.
Cerita Sex Remaja – Dalam hatiku, asyik dia sudah putus, dan saya pun berpura-pura bersedih, karena memang kasihan melihat wajahnya sedikit pucat dan sedikit menangis. Dia memelukku sambil sedikit bicara kepadaku, tapi itu lho anuku tidak bisa diam dan semakin panas saja suhu tubuhku. Ketika kuelus rambut dan punggungnya, eh dia menciumku dan kubalas ciumannya dan dia membalas lagi, semakin lama kami berciuman dan dia memasukkan lidahnya ke mulutku. Waduh, ini benar-benar mengasyikan dan terus terang ini adalah pertama kali bagiku. Dan dia pun mengeluarkan suara desahan yang sangat lembut dan sensual, dan dituntunnya tanganku ke buah dadanya, langsung saja kuremas-remas dan BH-nya pun kubuka. Wow, buah dada yang sangat indah, putih, bulat berisi dan mancung serta puting yang bagus, sedikit warna merah di seputar putingnya dan berwarna coklat di puncaknya, sekali-kali kupelentir putingnya dan dia pun mendesah kuat, Ssstthh ha.. hah.. aahh.. okhs Ted, bagus Ted, eenakk, suaranya yang kecil dan merdu. Dia membuka bajuku dan aku kini dibuatnya telanjang, tapi aku hanya pasrah saja, tidak ada rasa malu lagi.
Apa kamu sering melakukan ini sama pacar kamu? kataku.
Iya Ted, tapi nggak sering.. aaksshh.. kata dia sambil mendesah, tanganku diarahkannya ke liang kemaluannya, dan langsung kuelus-elus sambil lidahku menjilat putingnya yang indah itu. Sedikit-sedikit kuselingi dengan gigitan ringan tepat di puncaknya, dan dia menggeliat keenakan. Dan kemaluannya pun basah. Kubuka celananya dan celana dalamnya secara perlahan.
Oh iya, kami melakukannya di sofa kamarku tepat di depan TV dan stereo-set. Dan kami lagi sedang mendengarkan lagu-lagu rock barat tahun 70-an, ketika kubuka CD-nya, yes.. dia memiliki kemaluan yang bagus, bulu sedikit, dan memang dia masih perawan, dengan pacarnya juga hanya melakukan oral sex. Tetapi saya belum berani untuk menjilat kemaluannya, saya hanya mengesekkan tangan saya ke bibir kemaluannya. Eh ternyata dia turun dari sofa dan menghisap batang kemaluanku, Aaakshh.. hsstt oks! dia menjilati biji pelerku dan dia mengisap kemaluanku lagi sambil dipegang dan dikocoknya. Waduuhh.. enak sekalii akkhhss.. aliran-aliran darahku mengalir dengan serentak dan ingin kumasukkan kemaluanku ke liang kemaluannya, tapi apa dia mau? Beberapa menit kemudian.. Ted, kamu punya barang gede enggak, kecil enggak, panjang enggak and pendek enggak, tapi bener Ted, saya sangat suka kamu punya barang, katanya sambil berdiri dan lubang kemaluannya dihadapkannya ke wajahku aku semakin tidak kuat saja.
Langsung saja kujilat liang kemaluannya. Wah agak bau juga nih, tapi bau yang enak. Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun merintih-rintih kecil, Uwuuhh oo.. sstt akhs.. akhs.. akhs.. oohh aahh.. sstth, sambil tubuhnya agak bergerak nggak karuan, mungkin jilatanku belum pintar tapi kulihat dia sedang keasyikan menikmati jilatanku. Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berciuman lagi, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang hangat di sekitar liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku dimasukkannya ke lubang kemaluannya. Soalnya aku masih ragu. Tapi saya memberanikan untuk bicara.
An, kamu masih perawan nggak?
Iya.. aksshh.. sstt.. sstt aakhs, katanya. Ternyata dugaanku benar.
Tapi sama pacar kamu itu?
Iya tapi kalau aku sama dia hanya oral aja, kata Ani.
Tapi Ted, gimana kalau kita ini sekarang.. dia tidak melanjutkan pembicaraannya.
Okh.. ookh.. okh.. sstt.. dia mencoba untuk memasukan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya dengan bantuan tangannya. Dengan begitu, aku pun berusaha untuk memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya, dan secara perlahan kugesekkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya dan sedikit demi sedikit kumasukkan kemaluanku, tapi ini hanya sampai kepala aja, dan.. Ooohh aakksshh.. ahh.. ah.. aahh.. oohh.. sset, dia merintih- rintih. Aku terus menggenjot dia.
Ted, ternyata pedih juga, aahh! katanya.
Tapi teruskan saja Ted…
Kulihat wajahnya memang mengkhawatirkan juga, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan, meskipun itu masih tersendat-sendat dan sedikit kehangatan, Ookkhhss.. sstt, aduh nikmatnya, kataku. Dan memang ada sedikit darah di batang kemaluanku dan yes.. semua batang kemaluanku masuk, dan benar-benar nikmat tiada tara, dan hilanglah perawannya dan perjakaku.
Ssstt.. sstt.. desahannya yang merdu dan menggairahkan apalagi didukung oleh kecantikannya dan mulus kulitnya. Dan kami masih melakukan gaya konvensional dan terus kugenjot naik turun, naik turun dan tumben, aku masih kuat dan menahan kenikmatan ini, karena kalau aku sedang onani, tidak selama ini. Di lantai itu kami melakukannya serasa di surga. Assh.. asshh.. aakss.. oohh.. aksh.. sstt, dia menjerit-jerit tapi biarlah kedengaran oleh saudaraku, yang lagi nonton TV di ruang keluarga. Karena pasti suara jeritan Ani ini kedengaran. Terus Ted, aduhh Ted kok enak sih.. aakss ssttss.. katanya sambil merem melek matanya dan bibirnya yang aduhai melongo ke langit dan langsung kujilat lidahnya. Duuhh aahss sstt duh An, aku mau keluar nih! kataku. Uuhhss sstt jangan dulu dong Ted.. bentar lagi aja, katanya. Tapi memang saya waktu itu sudah nggak kuat, ehh ternyata.. Sss oohh akkhhss.. oohh, duh Ted boleh deh sekarang, kamu dikeluarinnya di sini aja, sambil ditunjukanya ke arah payudaranya. Dan.. Creett.. cret.. cret.. crret dan air maniku yang banyak itu menyemprot ke payudaranya dan sekitar lehernya. Selesailah main-main sama Ani, dan waktu pun menunjukan arah jam 5 lebih dan memang kami sudah telat untuk pergi lagi ke kampus memasuki pelajaran Mata Kuliah kedua.
Kami berdua terkulai dan ketiduran di lantai itu dalam keadaan masih telanjang, dan lagu di stereo tape-ku pun sudah lama habis. Bangun-bangun sudah hampir jam 19.00, kami pun bergegas berpakaian dan aku pergi ke kamar mandi untuk mandi, sesudah saya selesai mandi dia juga mandi, dan akhirnya kami pergi jalan-jalan sekalian mencari makan. Kami pergi ke daerah Merdeka dan makan. Sesudah itu kami nonton di Bioskop. Di Bandung Indah Plaza (BIP), lupa lagi waktu itu kami nonton apa. Sesudah selesai nonton Ani tidak mau pulang dia ingin menginap di rumah saya. Waduh celaka juga nih anak, ketagihan atau dia lagi ada masalah dengan keluarga di rumahnya. Setelah kami berbincang-bincang, ternyata dia tinggal tidak bersama orang tuanya, sama seperti saya. Dia tinggal bersama bibinya, dan memang tidak ada perhatian bibinya kepada Ani. Dan kami berdua pulang ke rumah saya dengan membawa makanan ringan, minuman (beer dan Fanta). Sesampainya di rumahku, kami berdua mengobrol lagi sambil menonton TV, dan kusuruh dia tidur duluan, kamipun tidur sambil berpelukan terbuai terbawa oleh mimpi indah kami berdua.


  • Cerita Sex Istri,
  • Cerita Seks,
  • Cerita Sex,
  • Cerita Dewasa,
  • Cersex,
  • Cerita Ngentot,
  • Cerita Panas,
  • Cerita Sex ABG,
  • Cerita Bokep,
  • Cerita Sedarah,
  • Cerita Tante,
  • Cerita Sex Selingkuh,
  • Cerita Sex STW,
  • Cerita Sex Pasutri,
  • Cerita Sex Janda,
  • Cerita Seks Mahasiswi,
  • Cerita Sex remaja
  • Kisah Seks Remaja
  • Cerita Sex
  • Cerita Sex Tante
  • Cerita Ngentot
  • Cerita Sex 2018
  • Cerita Sex Binal
  • Cerita Ngentot
  • Cerita Sex Sedarah
  • Cerita Dewasa
  • Cerita Sex Panas
  • Cerita Seks
  • Cerita Sek
  • Cerita Ngentot
  • Kisah Sex
  • Kisah Sex Dewasa
  • Kisah Dewasa
  • Cerita Dewasa
  • Cerita Sex Prawan
  • Cerita Sex Lain Lain
  • Cerita Sex Pembantu
  • Cerita Sex Janda
  • Cerita Sex Pemarkosaan
  • Cerita Sex Selingkuh
  • Cerita Sex Panas
  • Cerita Ngentot Tante

Cerita Sex Seru Bikin Ketagihan TerpanasCerita Sex Seru Tante Bikin Ketagihan Terpanas hot

Cerita Sex Seru Tante Bikin Ketagihan Terpanas Hot_  Aku lihat sekali lagi catatanku. Benar, itu rumah nomor 27. Pasti itu rumah Om Andri, kerabat jauh ayahku. Kuhampiri pintunya dan kutekan bel rumahnya. Tidak lama kemudian dari balik pintu muncul muka yang sangat cantik.
Cerita Sex Seru Bikin Ketagihan TerpanasCerita Sex Seru Tante Bikin Ketagihan Terpanas hot
Tante Bikin Ketagihan Terpanas “Cari siapa Mas?” tanyanya.
“Apa betul ini rumah Om Andri? nama saya Dodi.”
“Oh.. sebentar yah, Pa.. ini Dodinya sudah datang”, teriaknya ke dalam rumah.
Kemudian aku dipersilakan masuk, dan setelah Om Andri keluar dan menyambutku dia pun berkata dengan ramah, “Dodi, papimu barusan sudah nelpon, nanyain apa kamu sudah datang. Ini kenalin, anak Om, namanya Rani, terus anterin Dodi ke kamarnya, kan dia cape, biar dia istirahat dulu, nanti baru deh ngobrol-ngobrol lagi.” Aku datang ke kota ini karena diterima disalah satu Universitas, dan oleh papi aku disuruh tinggal dirumah Om Andri. Rani ternyata baru kelas 1 SMA. Dia anak tunggal. Badannya tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 165 cm, tapi mukanya sangat lucu, dengan bibir yang agak penuh. Di sini aku diberi kamar di lantai 2, bersebelahan dengan kamar Rani.
Aku sekarang sudah 3 bulan tinggal di rumah Om Andri, dan karena semuanya ramah, aku jadi betah. Lebih lagi Rani. Kadang-kadang dia suka tanya-tanya pelajaran sekolah, dan aku berusaha membantu. Aku sering mencuri-curi untuk memperhatikan Rani. Kalau di rumah, dia sering memakai daster yang pendek hingga pahanya yang putih mulus menarik perhatianku. Selain itu buah dadanya yang baru mekar juga sering bergoyang-goyang di balik dasternya. Aku jadi sering membayangkan betapa indahnya badan Rani seandainya sudah tidak memakai apa-apa lagi.
Suatu hari pulang kuliah sesampainya di rumah ternyata sepi sekali. Di ruang keluarga ternyata Rani sedang belajar sambil tiduran di atas karpet.
“Sepi sekali, sedang belajar yah? Tante kemana?” tanyaku.
“Eh.. Dodi, iya nih, aku minggu depan ujian, nanti aku bantuin belajar yah.., Mami sih lagi keluar, katanya sih ada perlu sampai malem.”
“Iya deh, aku ganti baju dulu.”
Kemudian aku masuk ke kamarku, ganti dengan celana pendek dan kaos oblong. Terus aku tidur-tiduran sebentar sambil baca majalah yang baru kubeli. Tidak lama kemudian aku keluar kamar, lapar, jadi aku ke meja makan. Terus aku teriak memanggil Rani mengajak makan bareng. Tapi tidak ada sahutan. Dan setelah kutengok ke ruang keluarga, ternyata Rani sudah tidur telungkup di atas buku yang sedang dia baca, mungkin sudah kecapaian belajar, pikirku. Nafasnya turun naik secara teratur. Ujung dasternya agak tersingkap, menampakkan bagian belakang pahanya yang putih. Bentuk pantatnya juga bagus.
Memperhatikan Rani tidur membuatku terangsang. Aku merasa kemaluanku mulai tegak di balik celana pendek yang kupakai. Tapi karena takut ketahuan, aku segera ke ruang makan. Tapi nafsu makanku sudah hilang, maka itu aku cuma makan buah, sedangkan otakku terus ke Rani. Kemaluanku juga semakin berdenyut. Akhirnya aku tidak tahan, dan kembali ke ruang keluarga. Ternyata posisi tidur Rani sudah berubah, dan dia sekarang telentang, dengan kaki kiri dilipat keatas, sehingga dasternya tersingkap sekali, dan celana dalam bagian bawahnya kelihatan. Celana dalamnya berwarna putih, agak tipis dan berenda, sehingga bulu-bulunya membayang di bawahnya. Aku sampai tertegun melihatnya. Kemaluanku tegak sekali di balik celana pendekku. Buah dadanya naik turun teratur sesuai dengan nafasnya, membuat kemaluanku semakin berdenyut. Ketika sedang nikmat-nikmat memandangi, aku dengar suara mobil masuk ke halaman. Ternyata Om Andri sudah pulang. Aku pun cepat-cepat naik kekamarku, pura-pura tidur.
Dan aku memang ketiduran sampai agak sore, dan aku baru ingat kalau belum makan. Aku segera ke ruang makan dan makan sendirian. Keadaan rumah sangat sepi, mungkin Om dan Tante sedang tidur. Setelah makan aku naik lagi ke atas, dan membaca majalah yang baru kubeli. Sedang asyik membaca, tiba-tiba kamarku ada yang mengetuk, dan ternyata Rani.
“Dodi, aku baru dibeliin kalkulator nih, entar aku diajarin yah cara makainya. Soalnya rada canggih sih”, katanya sambil menunjukkan kalkulator barunya.
“Wah, ini kalkulator yang aku juga pengin beli nih. Tapi mahal. Iya deh, aku baca dulu manualnya. Entar aku ajarin deh, kayaknya sih tidak terlalu beda dengan komputer”, sahutku.
“Ya sudah, dibaca dulu deh. Rani juga mau mandi dulu sih”, katanya sambil berlalu ke teras atas tempat menjemur handuk. Aku masih berdiri di pintu kamarku dan mengikuti Rani dengan pandanganku. Ketika mengambil handuk, badan Rani terkena sinar matahari dari luar rumah. Dan aku melihat bayangan badannya dengan jelas di balik dasternya. Aku jadi teringat pemandangan siang tadi waktu dia tidur. Kemudian sewaktu Rani berjalan melewatiku ke kamar mandi, aku pura-pura sedang membaca manual kalkulator itu. Tidak lama kemudian aku mulai mendengar suara Rani yang sedang mandi sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Kembali imajinasiku mulai membayangkan Rani yang sedang mandi, dan hal itu membuat kemaluanku agak tegang. Karena tidak tahan sendiri, aku segera mendekati kamar mandi dan mencari cara untuk mengintipnya, dan aku menemukannya. Aku mengambil kursi dan naik di atasnya untuk mengintip lewat celah ventilasi kamar mandi. Pelan-pelan aku mendekatkan mukaku ke celah itu, dan ya Tuhan… aku! Melihat Rani yang sedang menyabuni badannya, mengusap-usap dan meratakan sabun ke seluruh lekuk tubuhnya. Badannya sangat indah, jauh lebih indah dari yang kubayangkan. Lehernya yang putih, pundaknya, buah dadanya, putingnya yang kecoklatan, perutnya yang rata, pantatnya, bulu-bulu di sekitar kemaluannya, pahanya, semuanya sangat indah. Dan kemaluanku pun menjadi sangat tegang.Tapi aku tidak berlama-lama mengintipnya, karena selain takut ketahuan, juga aku merasa tidak enak mengintip orang mandi. Aku segera ke kamarku dan berusaha menenangkan perasaanku yang tidak karuan.
Malamnya sehabis makan, aku dan Om Andri sedang mengobrol sambil nonton TV, dan Om Andri bilang kalau besok mau keluar kota dengan istrinya seminggu. Dia pesan supaya aku membantu Rani kalau butuh bantuan. Tentu saja aku bersedia, malah jantungku menjadi berdebar-debar. Tidak lama kemudian Rani mendekati kita.
“Dodi, tolongin aku dong, ajarin soal-soal yang buat ujian, ayo!” katanya sambil menarik-narik tanganku. Aku mana bisa menolak. Aku pun mengikuti Rani berjalan ke kamarnya dengan diiringi Om Andri yang senyum-senyum melihat Rani yang manja. Beberapa menit kemudian kita sudah terlibat dengan soal-soal yang memang butuh konsentrasi. Rani duduk sedangkan aku berdiri di sampingnya. Aku bersemangat sekali mengajarinya, karena kalau aku menunduk pasti belahan dada Rani kelihatan dari dasternya yang longgar. Aku lihat Rani tidak pakai beha. Kemaluanku berdenyut-denyut, tegak di balik celana dan kelihatan menonjol. Aku merasa bahwa Rani tahu kalau aku suka curi melihat buah dadanya, tapi dia tidak berusaha merapikan dasternya yang semakin terbuka sampai aku bisa melihat putingnya. Karena sudah tidak tahan, sambil pura-pura menjelaskan soal aku merapatkan badanku sampai kemaluanku menempel ke punggungnya. Rani pasti juga bisa merasakan kemaluanku yang tegak. Rani sekarang cuma diam saja dengan muka menunduk.
“Rani, kamu cantik sekali..” kataku dengan suara yang sudah bergetar, tapi Rani diam saja dengan muka semakin menunduk. Kemudian aku meletakkan tanganku di pundaknya. Dan karena dia diam saja, aku jadi makin berani mengusap-usap pundaknya yang terbuka, karena tali dasternya sangat kecil. Sementara kemaluanku semakin menekan pangkal lengannya, usapan tanganku pun semakin turun ke arah dadanya. Aku merasa nafas Rani sudah memburu seperti suara nafasku juga. Aku jadi semakin nekad. Dan ketika tanganku sudah sampai kepinggiran buah dada, tiba-tiba tangan Rani mencengkeram dan menahan tanganku. Mukanya mendongak kearahku.
“Dodi aku mau diapain..” Rintihnya dengan suara yang sudah bergetar. Melihat mulutnya yang setengah terbuka dan agak bergetar-getar, aku jadi tidak tahan lagi. Aku tundukkan muka, kemudian mendekatkan bibirku ke bibirnya. Ketika bibir kita bersentuhan, aku merasakan bibirnya yang sangat hangat, kenyal, dan basah. Aku pun melumat bibirnya dengan penuh perasaan, dan Rani membalas ciumanku, tapi tangannya belum melepas tanganku. Dengan pelan-pelan badan Rani aku bimbing, aku angkat agar berdiri berhadapan denganku. Dan masih sambil saling melumat bibir, aku peluk badannya dengan gemas. Buah dadanya keras menekan dadaku, dan kemaluanku juga menekan perutnya.
Pelan-pelan lidahku mulai menjulur menjelajah ke dalam mulutnya, dan mengait-ngait lidahnya, membuat nafas Rani semakin memburu, dan tangannya mulai mengusap-usap punggungku. Tanganku pun tidak tinggal diam, mulai turun ke arah pinggulnya, dan kemudian dengan gemas mulai meremas-remas pantatnya. Pantatnya sangat empuk. Aku remas-remas terus dan aku semakin rapatkan kebadanku hingga kemaluanku terjepit perutnya. Tidak lama kemudian tanganku mulai ke atas pundaknya. Dengan gemetar tali dasternya kuturunkan dan dasternya turun ke bawah dan teronggok di kakinya. Kini Rani tinggal memakai celana dalam saja. Aku memeluknya semakin gemas, dan ciumanku semakin turun. Aku mulai menciumi dan menjilat-jilat lehernya, dan Rani mulai mengerang-erang. Tangannya mengelus-elus belakang kepalaku.
Tiba-tiba aku berhenti menciuminya. Aku renggangkan pelukanku. Aku pandangi badannya yang setengah telanjang. Buah dadanya bulat sekali dengan puting yang tegak bergetar seperti menantangku. Kemudian mulutku pelan-pelan kudekatkan ke buah dadanya. Dan ketika mulutku menyentuh buah dadanya, Rani mengerang lagi lebih keras sambil mendongakkan kepalanya, dan menekan pantat dan dadanya ke arahku. Nafsuku semakin naik. Aku ciumi susunya dengan ganas, putingnya aku mainkan dengan lidahku, dan susunya yang sebelah aku mainkan dengan tanganku.
“Aduuhh.. aahh.. aahh”, Rani semakin merintih-rintih ketika dengan gemas putingnya aku gigit-gigit sedikit. Badannya menggeliat-geliat membuatku semakin bernafsu untuk terus mencumbunya. Tangan Rani kemudian menelusup kebalik bajuku dan mengusap kulit punggungku.
“Dodiii.. aahh.. baju kamu dibuka dong.. aahh..” Akupun mengikuti keinginannya. Tapi selain baju, celana juga kulepas, hingga aku juga cuma pakai celana dalam. Mulutnya kembali kucium dan tanganku memainkan susunya. Penisku semakin keras karena Rani menggesek-gesekkan pinggulnya sembari mengerang-erang. Tanganku mulai menyelinap ke celana dalamnya. Bulu kemaluannya aku usap-usap, dan kadang aku garuk-garuk. Aku merasa vaginanya sudah basah ketika jariku sampai ke mulut vaginanya. Dan ketika tanganku mulai mengusap clitorisnya, ciumannya di mulutku semakin liar. Mulutnya mengisap mulutku dengan keras. Clitorisnya kuusap, kuputar-putar, makin lama semakin kencang, dan semakin kencang. Pantat Rani ikut bergoyang, dan semakin rapat menekan, sehingga penisku semakin berdenyut. Sementara clitorisnya masih aku putar-putar, jariku yang lain juga mengusap bibir vaginanya. Rani menggelinjang semakin keras, dan pada saat tanganku mengusap semakin kencang, tiba-tiba tanganku dijepit dengan pahanya,dan badan Rani tegang sekali dan tersentak-sentak selama beberapa saat.
“aahh aahh Dodiii.. adduuuhh aahh aahh aahh”,
Dan setelah beberapa saat akhirnya jepitannya berangsur semakin mengendur. Tapi mulutnya masih mengerang-erang dengan pelan.
“Dod.. aku boleh yah pegang punya kamu”, tiba-tiba bisiknya di kupingku. Aku yang masih tegang sekali merasa senang sekali.
“Iyaa.. boleh..” bisikku. Kemudian tangannya kubimbing ke celana dalamku.
“Aahh…” Akupun mengerang ketika tangannya menyentuh penisku. Terasa nikmat sekali. Rani juga terangsang lagi, karena sambil mengusap-usap kepala penisku, mulutnya mengerang di kupingku. Kemudian mulutnya kucium lagi dengan ganas. Dan penisku mulai di genggam dengan dua tangannya, di urut-urut dan cairan pelumas yang keluar diratakan keseluruh batangku. Badanku semakin menegang. Kemudian penisku mulai dikocok-kocok, semakin lama semakin kencang, dan pantatnya juga ikut digesekkan kebadanku. Tidak lama kemudian aku merasa badanku bergetar, terasa ada aliran hangat di seluruh tubuhku, aku merasa aku sudah hampir orgasme.
“Raannniii.. aku hampir keluar..” bisikku yang membuat genggamannya semakin erat dan kocokannya makin kencang.
“Aahh.. Ranniii.. uuuhh.. aahh..” akhirnya dari penisku memancar cairan yang menyembur kemana-mana. Badanku tersentak-sentak. Sementara penisku masih mengeluarkan cairan, tangan Rani tidak berhenti mengurut-urut, sampai rasanya semua cairanku sudah diperas habis oleh tangannya. Aku merasa sperma yang mengalir dari sela-sela jarinya membuat Rani semakin gemas. Spermaku masih keluar untuk beberapa saat lagi sampai aku merasa lemas sekali.
Akhirnya kita berdua jatuh terduduk di lantai. Dan tangan Rani berlumuran spermaku ketika dikeluarkan dari celana dalamku. Kita berpandangan, dan bibirnya kembali kukecup, sedangkan tangannya aku bersihkan pakai tissue. Dan secara kebetulan aku melihat ke arah jam.
“Astaga, sekarang sudah jam 11! Wah, sudah malam sekali nih, aku ke kamarku dulu yah, takut Om curiga nanti..” kataku sembari berharap mudah-mudahan suara desahan kita tidak sampai ke kuping orang tuanya. Setelah Rani mengangguk, aku bergegas menyelinap ke kamarku.Malam itu aku tidur nyenyak sekali.
Pagi itu aku bangun kesiangan, seisi rumah rupanya sudah pergi semua. Aku pun segera mandi dan berangkat ke kampus. Meskipun hari itu kuliah sangat padat, pikiranku tidak bisa konsentrasi sedikit pun, yang kupikirkan cuma Rani. Aku pulang ke rumah sekitar jam 3 sore, dan rumah masih sepi. Kemudian ketika aku sedang nonton TV di ruang keluarga sehabis ganti baju, Rani keluar dari kamarnya, sudah berpakaian rapi. Dia mendekat dan mukanya menunduk.
“Dodi, kamu ada acara nggak? Temani aku nonton dong..”
“Eh.. apa? Iya, iya aku tidak ada acara, sebentar yah aku ganti baju dulu” jawabku, dan aku buru-buru ganti baju dengan jantung berdebaran. Setelah siap, aku pun segera mengajaknya berangkat. Rani menyarankan agar kita pergi dengan mobilnya. Aku segera mengeluarkan mobil, dan ketika Rani duduk di sebelahku, aku baru sadar kalau dia pakai rok pendek, sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. Sepanjang perjalanan ke bioskop mataku tidak bisa lepas melirik kepahanya.
Sesampainya di bioskop, aku beranikan memeluk pinggangnya, dan Rani tidak menolak. Dan sewaktu mengantri di loket kupeluk dia dari belakang. Aku tahu Rani merasa penisku sudah tegang karena menempel di pantatnya. Rani meremas tanganku dengan kuat. Kita memesan tempat duduk paling belakang, dan ternyata yang menonton tidak begitu banyak, dan di sekeliling kita tidak ditempati. Kami segera duduk dengan tangan masih saling meremas. Tangannya sudah basah dengan keringat dingin, dan mukanya selalu menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aku sudah tidak tahan, segera kuusap mukanya, kemudian kudekatkan ke mukaku, dan kita segera berciuman dengan gemasnya. Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan kadang-kadang lidahku digigitnya lembut. Tanganku segera menyelinap ke balik bajunya. Dan karena tidak sabar, langsung saja kuselinapkan ke balik behanya, dan susunya yang sebelah kiri aku remas dengan gemas. Mulutku langsung dihisap dengan kuat oleh Rani. Tanganku pun semakin gemas meremas susunya, memutar-mutar putingnya, begitu terus, kemudian pindah ke susu yang kanan, dan Rani mulai mengerang di dalam mulutku, sementara penisku semakin meronta menuntut sesuatu.
Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dengan arah semakin naik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya kusingkap ke atas, sehingga sambil berciuman, di keremangan cahaya, aku bisa melihat celana dalamnya. Dan ketika tanganku sampai di selangkangannya, mulut Rani berpindah menciumi kupingku sampai aku terangsang sekali. Celana dalamnya sudah basah. Tanganku segera menyelinap ke balik celana dalamnya, dan mulai memainkan clitorisnya. Kuelus-elus pelan-pelan, kuusap dengan penuh perasaan, kemudian kuputar-putar, semakin lama semakin cepat. Tiba-tiba tangannya mencengkram tanganku, dan pahanya juga menjepit telapak tanganku, sedangkan kupingku digigitnya sambil mendesis-desis. Badannya tersentak-sentak beberapa saat.
“Dodi.. aduuuhh.. aku tidak tahan sekali.. berhenti dulu yaahh.. nanti di rumah ajaa..” rintihnya. Aku pun segera mencabut tanganku dari selangkangannya.
“Dodi.. sekarang aku mainin punya kamu yaahh..” katanya sambil mulai meraba celanaku yang sudah menonjol. Kubantu dia dengan kubuka ritsluiting celana, kemudian tangannya menelusup, merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam penisku, aku merasa nikmat luar biasa. Penisku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung tegak.
“Dodi.. ini sudah basah.. cairannya licin..” rintihnya di kupingku sambil mulai digenggam dengan dua tangan. Tangan yang kiri menggenggam pangkal penisku, sedangkan yang kanan ujung penisku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala penis dan meratakan cairannya.
“Rani.. teruskan sayang..” kataku dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi. Aku merasa penisku sudah keras sekali. Rani meremas dan mengurut penisku semakin cepat. Aku merasa spermaku sudah hampir keluar. Aku bingung sekali karena takut kalau sampai keluar bakal muncrat kemana-mana.
“Rani.. aku hampir keluar nih.., berhenti dulu deh..” kataku dengan suara yang tidak yakin, karena masih keenakan.
“Waahh.. Rani belum mau berhenti.. punya kamu ini bikin aku gemes..” rengeknya.
“Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..!” ajakku, dan ketika Rani mengangguk setuju, segera kurapikan celanaku, juga pakaian Rani, dan segera kita keluar bioskop meskipun filmnya belum selesai. Di mobil tangan Rani kembali mengusap-usap celanaku. Dan aku diam saja ketika dia buka ritsluitingku dan menelusupkan tangannya mencari penisku. Aduh, rasanya nikmat sekali. Dan penisku makin berdenyut ketika dia bilang, “Nanti aku boleh yah nyiumin ininya yah..” Aku pengin segera sampai kerumah.
Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sambil berpelukan erat-erat. Sewaktu Rani membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan kuciumi samping lehernya. Tanganku sudah menyingkapkan roknya ke atas, dan tanganku meremas pinggul dan pantatnya dengan gemas. Rani kubimbing ke ruang keluarga. Sambil berdiri kuciumi bibirnya, kulumat habis mulutnya, dan dia membalas dengan sama gemasnya. Pakaiannya kulucuti satu persatu sambil tetap berciuman. Sambil melepas bajunya, aku mulai meremasi susunya yang masih dibalut beha. Dengan tak sabar behanya segera kulepas juga. Kemudian roknya, dan terakhir celana dalamnya juga kuturunkan dan semuanya teronggok di karpet.
Badannya yang telanjang kupeluk erat-erat. Ini pertama kalinya aku memeluk seorang gadis dengan telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Rani yang sering aku impikan tapi tidak terbayangkan untuk menyentuhnya. Semuanya sekarang ada di depan mataku. Kemudian tangan Rani juga melepaskan bajuku, kemudian celana panjangku, dan ketika melepas celana dalamku, Rani melakukannya sambil memeluk badanku. Penisku yang sudah memanjang dan tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan perutnya. Uuuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kita yang sama-sama telanjang bersentuhan, bergesekan, dan menempel dengan ketat. Bibir kita saling melumat dengan nafas yang semakin memburu. Tanganku meremas pantatnya, mengusap punggungnya, mengelus pahanya, dan meremasi susunya dengan bergantian. Tangan Rani juga sudah menggenggam dan mengelusi penisku. Badan Rani bergelinjangan, dan dari mulutnya keluar rintihan yang semakin membangkitkan birahiku. Karena rumah memang sepi, kita jadi mengerang dengan bebas.
Kemudian sambil tetap meremasi penisku, Rani mulai merendahkan badannya, sampai akhirnya dia berlutut dan mukanya tepat di depan selangkanganku. Matanya memandangi penisku yang semakin keras di dalam genggamannya, dan mulutnya setengah terbuka. Penisku terus dinikmati, dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak. Mulutnya perlahan mulai didekatkan ke kepala penisku. Aku melihatnya dengan gemas sekali. Kepalaku sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya mengecup kepala penisku. Tangannya masih menggenggam pangkal penisku, dan mengelusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala penisku berulang-ulang, kemudian memakai lidahnya untuk meratakan cairan penisku. Lidahnya memutar-mutar, kemudian mulutnya mulai mengulum dengan lidah tetap memutari kepala penisku. Aku semakin mengerang, dan karena tidak tahan, kudorong penisku sampai terbenam kemulutnya. Aku rasa ujungnya sampai ketenggorokannya. Rasanya nikmat sekali. Kemudian pelan-pelan penisku disedot-sedot dan dimaju mundurkan di dalam mulutnya. Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang kepalanya aku tekan-tekan agar penisku semakin nikmat. Isapan mulutnya dan lidahnya yang melingkar-lingkar membuat aku merasa sudah tidak tahan. Apalagi sewaktu Rani melakukannya semakin cepat, dan semakin cepat, dan semakin cepat.
Ketika akhirnya aku merasa spermaku mau muncrat, segera kutarik penisku dari mulutnya. Tapi Rani menahannya dan tetap menghisap penisku. Maka aku pun tidak bisa menahan lebih lama lagi, spermaku muncrat di dalam mulutnya dengan rasa nikmat yang luar biasa. Spermaku langsung ditelannya dan dia terus menghisapi dan menyedot penisku sampai spermaku muncrat berkali-kali. Badanku sampai tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Meskipun spermaku sudah habis, mulut Rani masih terus menjilat. Akupun akhirnya tidak kuat lagi berdiri dan akhirnya dengan nafas sama-sama tersengal-sengal kita berbaring di karpet dengan mata terpejam.
“Thanks ya Ran, tadi itu nikmat sekali”, kataku berbisik.
“Ah.. aku juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aku mainin kamu.”
Kemudian ujung hidungnya kukecup, matanya juga, kemudian bibirnya. Mataku memandangi tubuhnya yang terbaring telanjang, alangkah indahnya. Pelan-pelan kuciumi lehernya, dan aku merasa nafsu kami mulai naik lagi. Kemudian mulutku turun dan menciumi susunya yang sebelah kanan sedangkan tanganku mulai meremas susu yang kiri. Rani mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanganku tambah gemas memainkan susu dan putingnya. Aku terus menciumi untuk beberapa saat, dan kemudian pelan-pelan aku mulai mengusapkan tanganku keperutnya, kemudian ke bawah lagi sampai merasakan bulu kemaluannya, kuelus dan kugaruk sampai mulutnya menciumi kupingku. Pahanya mulai aku renggangkan sampai agak mengangkang. Kemudian sambil mulutku terus menciumi susunya, jariku mulai memainkan clitorisnya yang sudah mulai terangsang juga. Cairan vaginanya kuusap-usapkan ke seluruh permukaan vaginanya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin clitoris dan vaginanya, membuat Rani semakin menggelinjang dan mengerang. clitorisnya kuputar-putar terus, juga mulut vaginanya bergantian.
“Ahh.. Dodiii.. aahh.. terusss… aahh.. sayaanggg..” mulutnya terus meracau sementara pinggulnya mulai bergoyang-goyang. Pantatnya juga mulai terangkat-angkat. Aku pun segera menurunkan kepalaku ke arah selangkangannya, sampai akhirnya mukaku tepat di selangkangannya. Kedua kakinya kulipat ke atas, kupegangi dengan dua tanganku dan pahanya kulebarkan sehingga vagina dan clitorisnya terbuka di depan mukaku. Aku tidak tahan memandangi keindahan vaginanya. Lidahku langsung menjulur dan mengusap clitoris dan vaginanya. Cairan vaginanya kusedot-sedot dengan nikmat. Mulutku menciumi mulut vaginanya dengan ganas, dan lidahku kuselip-selipkan ke lubangnya, kukait-kaitkan, kugelitiki, terus begitu, sampai pantatnya terangkat, kemudian tangannya mendorong kepalaku sampai aku terbenam di selangkangannya. Aku jilati terus, clitorisnya kuputar dengan lidah, kuhisap, kusedot, sampai Rani meronta-ronta. Aku merasa penisku sudah tegak kembali, dan mulai berdenyut-denyut.
“Dodii.. aku tidak tahan.. aduuhh.. aahh.. enaakk sekaliii.. ” rintihnya berulang-ulang.
Mulutku sudah berlumuran cairan vaginanya yang semakin membuat nafsuku tidak tertahankan. Kemudian kulepaskan mulutku dari vaginanya. Sekarang giliran penisku kuusap-usapkan ke clitoris dan bibir vaginanya, sambil aku duduk mengangkang juga. Pahaku menahan pahanya agar tetap terbuka. Rasanya nikmat sekali ketika penisku digeser-geserkan di vaginanya. Rani juga merasakan hal yang sama, dan sekarang tangannya ikut membantu dan menekan penisku digeser-geserkan di clitorisnya.
“Raniii.. aahh.. enakkk.. aahh..”
“aahh.. iya.. eeennaakkk sekaliii..”
Kita saling merintih. Kemudian karena penisku semakin gatal, aku mulai menggosokkan kepala penisku ke mulut vaginanya. Rani semakin menggelinjang. Akhirnya aku mulai mendorong pelan sampai kepala penisku masuk ke vaginanya.
“Aduuuhh.. Dodii.. saakiiitt.. aadduuuhh.. jaangaann..” rintihnya
“Tahan dulu sebentar… Nanti juga hilang sakitnya..” kataku membujuk
Kemudian pelan-pelan penisku aku keluarkan, kemudian kutekan lagi, kukeluarkan lagi, kutekan lagi, kemudian akhirnya kutekan lebih dalam sampai masuk hampir setengahnya. Mulut Rani sampai terbuka tapi sudah tidak bisa bersuara.
Punggungnya terangkat dari karpet menahan desakan penisku. Kemudian pelan-pelan kukeluarkan lagi, kudorong lagi, kukeluarkan lagi, terus sampai dia tenang lagi. Akhirnya ketika aku mendorong lagi kali ini kudorong sampai amblas semuanya ke dalam. Kali ini kita sama-sama mengerang dengan keras. Badan kita berpelukan, mulutnya yang terbuka kuciumi, dan pahanya menjepit pinggangku dengan keras sekali sehingga aku merasa ujung penisku sudah mentok ke dinding vaginanya. Kita tetap berpelukan dengan erat saling mengejang untuk beberapa saat lamanya. Mulut kami saling menghisap dengan kuat. Kita sama-sama merasakan keenakan yang tiada taranya. Setelah itu pantatnya sedikit demi sedikit mulai bergoyang, maka aku pun mulai menggerakkan penisku pelan-pelan, maju, mundur, pelan, pelan, semakin cepat, semakin cepat, dan goyangan pantat Rani juga semakin cepat.
“Dodii.. aduuuhh.. aahh.. teruskan sayang.. aku hampir niihh..” rintihnya.
“Iya.. nihh.. tahan dulu.. aku juga hampirr.. kita bareng ajaa..” kataku sambil terus menggerakkan penis semakin cepat. Tanganku juga ikut meremasi susunya kanan dan kiri. Penisku semakin keras, kuhunjam-hunjamkan ke dalam vaginanya sampai pantatnya terangkat dari karpet. Dan aku merasa vaginanya juga menguruti penisku di dalam. Penisku kutarik dan kutekan semakin cepat, semakin cepat.. dan semakin cepat.. dannn..”Raaniii.. aku mau keluar niihh..””Iyaa.. keluarin saja.. Rani juga keluar sekarang niiihh.”Aku pun menghunjamkan penisku keras-keras yang disambut dengan pantat Rani yang terangkat ke atas sampai ujung penisku menumbuk dinding vaginanya dengan keras. Kemudian pahanya menjepit pahaku dengan keras sehingga penisku makin mentok, tangannya mencengkeram punggungku. Vaginanya berdenyut-denyut. Spermaku memancar, muncrat dengan sebanyak-banyaknya menyirami vaginanya.
“aahh… aahh.. aahh..” kita sama-sama mengerang, dan vaginanya masih berdenyut, mencengkeram penisku, sehingga spermaku berkali-kali menyembur. Pantatnya masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar sehingga penisku seperti diperas. Kita orgasme bersamaan selama beberapa saat, dan sepertinya tidak akan berakhir. Pantatku masih ditahan dengan tangannya, pahanya masih menjepit pahaku erat-erat, dan vaginanya masih berdenyut meremas-remas penisku dengan enaknya sehingga sepertinya spermaku keluar semua tanpa tersisa sedikitpun.
“aahh.. aahh.. aduuuhh…” Kita sudah tidak bisa bersuara lagi selain mengerang-erang keenakan.
Ketika sudah mulai kendur, kuciumi Rani dengan penis masih di dalam vaginanya. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sambil saling membelai. Kuciumi terus sampai akhirnya aku menyadari kalau Rani sedang menangis. Tanpa berbicara kita saling menghibur. Aku menyadari bahwa selaput daranya telah robek karena penisku. Dan ketika penisku kucabut dari sela-sela vaginanya memang mengalir darah yang bercampur dengan spermaku. Kita terus saling membelai, dan Rani masih mengisak di dadaku, sampai akhirnya kita berdua tertidur kelelahan dengan berpelukan.
Aku terbangun sekitar jam 11 malam, dan kulihat Rani masih terlelap di sampingku masih telanjang bulat. Segera aku bangun dan kuselimuti badannya pelan-pelan. Kemudian aku segera ke kamar mandi, kupikir shower dengan air hangat pasti menyegarkan. Aku membiarkan badanku diguyur air hangat berlama-lama, dan memang menyegarkan sekali. Waktu itu kupikir aku sudah mandi sekitar 20 menit, ketika aku merasa kaget karena ada sesuatu yang menyentuh punggungku. Belum sempat aku menoleh, badanku sudah dilingkari sepasang tangan. Ternyata Rani sudah bangun dan masuk ke kamar mandi tanpa kuketahui. Tangannya memelukku dari belakang, dan badannya merapat di punggungku.
“Aku ikut mandi yah..?” katanya.
Aku tidak menjawab apa-apa. Hanya tanganku mengusap-usap tangannya yang ada di dadaku, sambil menenangkan diriku yang masih merasa kaget. Sambil tetap memelukku dari belakang, Rani mengambil sabun dan mulai mengusapkannya di dadaku. Nafsuku mulai naik lagi, apalagi aku juga merasakan susunya yang menekan punggungku. Usapan tangan Rani mulai turun ke arah perutku, dan penisku mulai berdenyut dan berangsur menjadi keras. Tidak lama kemudian tangan Rani sampai di selangkanganku dan mulai mengusap penisku yang semakin tegak. Sambil menggenggam penisku, Rani mulai menciumi belakang leherku sambil mendesah-desah, dan badannya semakin menekan badanku. Selangkangan dan susunya mulai digesek-gesekkan ke pantat dan punggungku, dan tangannya yang menggenggam penisku mulai meremas-remas dan digerakkan ke pangkal dan kepala penisku berulang-ulang sehingga aku merasakan kenikmatan yang luar biasa.
“Raniii oohh.. nikmat sekali sayang.”
“Dodiii uuuhh”, erangnya sambil lidahnya semakin liar menciumi leherku. Aku yang sudah merasa gemas sekali segera menarik badannya, dan sekarang posisi kita berbalik. Aku sekarang memeluk badannya dari belakang, kemudian pahanya kurenggangkan sedikit, dan penisku diselinapkan di antara pahanya, dan ujungnya yang nongol di depan pahanya langsung di pegang lagi oleh Rani. Tangan kiriku segera meremasi susunya dengan gemas sekali, dan tangan kananku mulai meremasi bulu kemaluannya. Kemudian ketika jari tangan kananku mulai menyentuh clitorisnya, Rani pun mengerang semakin keras dan pahanya menjepit penisku, dan pantatnya mulai bergerak-gerak yang membuat aku semakin merasa nikmat. Mukanya menengok ke arahku, dan mulutnya segera kuhisap dengan keras. Lidah kami saling membelit, dan jari tanganku mulai mengelusi clitorisnya yang semakin licin. Kepala penisku juga mulai dikocok-kocok dengan lembut.
“Rani aku tidak tahan nih aduuuhh.”
“Iya Dod.. aku juga sudah tidak tahan.. uuuhh.. uuuhh.”
Badan Rani segera kubungkukkan, dan kakinya kurenggangkan. Aku segera mengarahkan dan menempelkan ujung penisku ke arah bibir vaginanya yang sudah menganga lebar menantang.
“Dodi.. cepat masukkan sayang cepat uuhh ayoo.” Aku yang sudah gemas sekali segera menekan penisku sekuat tenaga sehingga langsung amblas semua sampai ke dasar vaginanya. Rani menjerit keras sekali. Mukanya sampai mendongak.
“aahh.. kamu kasar sekali.. aduuhh sakit aduuhh..” Aku yang sudah tidak sabar mulai menggerakkan penisku maju mundur, kuhunjam-hunjamkan dengan kasar yang membuat Rani semakin keras mengerang-erang. Susunya aku remas-remas dengan dua tanganku. Tidak lama kemudian Rani mulai menikmati permainan kita, dan mulai menggoyangkan pantatnya. Vaginanya juga mulai berdenyut meremasi penisku. Aku menjadi semakin kasar, dan penisku yang sudah keras sekali terus mendesak dasar vaginanya. Dan kalau penisku sedang maju membelah vaginanya, tanganku juga menarik pantatnya ke belakang sehingga penisku menghunjam dengan kuat sekali. Tapi tiba-tiba Rani melepaskan diri.
“hh sekarang giliranku aku sudah hampir sampai.” katanya. Kemudian aku disuruh duduk selonjor di lantai di antara kaki Rani yang mulai menurunkan badannya. Penisku yang mengacung ke atas mulai dipegang Rani, dan di arahkan ke bibir vaginanya.
Tiba-tiba Rani menurunkan badannya duduk di pangkuanku sehingga penisku langsung amblas ke dalam vaginanya. Kita sama-sama mengerang dengan keras, dan mulutnya yang masih menganga kuciumi dengan gemas. Kemudian pantatnya mulai naik turun, makin lama makin keras. Rani melakukannya dengan ganas sekali. Pantatnya juga diputar-putar sehingga aku merasa penisku seperti dipelintir.
“Dodii.. aku.. aku.. sudah.. hampirrr, uuuhh…” Erangnya sambil terus menghunjam-hunjamkan pantatnya. Mulutku beralih dari mulutnya ke susunya yang bulat sekali. Putingnya kugigit-gigit, dan lidahku berputar menyapu permukaan susunya. Susunya kemudian kusedot dan kukenyot dengan keras, membuat gerakan Rani semakin liar. Tidak lama kemudian Rani menghunjamkan pantatnya dengan keras sekali dan terus menekan sambil memutar pantatnya.
“Sekaranggg aahh sekaranggg Dodi, sekaranggg”, Rani berteriak-teriak sambil badannya berkelojotan. Vaginanya berdenyutan keras sekali. Mulutnya menciumi mulutku, dan tangannya memelukku sangat keras. Rani orgasme selama beberapa detik, dan setelah itu ketegangan badannya berangsur mengendur.
“Dod, makasih yah.., sekarang aku pengin ngisep boleh yah..?” katanya sambil mengangkat pantatnya sampai penisku lepas dari vaginanya. Rani kemudian menundukkan mukanya dan segera memegang penisku yang sangat keras, berdenyut, dan ingin segera memuntahkan air mani. Mulutnya langsung menelan senjataku sampai menyentuh tenggorokannya. Tangannya kemudian mengocok pangkal penisku yang tidak muat di mulutnya. Kepalanya naik turun mengeluar-masukkan penisku. Aku benar-benar sudah tidak tahan. Ujung penisku yang sudah sampai di tenggorokannya masih aku dorong-dorong. Tanganku juga ikut mendesakkan kepalanya. Lidahnya memutari penisku yang ada dalam mulutnya. “Raniii isap terus terusss hampirr terusss yyyaa sekaranggg sekarangg.. issaapp..”, Rani yang merasa penisku hampir menyemburkan sperma semakin menyedot dengan kuat. Dan…”aahh.. sekaranggg.. sekaranggg.. issaappp..” spermaku menyembur dengan deras berkali-kali dengan rasa nikmat yang tidak berkesudahan. Rani dengan rakusnya menelan semuanya, dan masih menyedot sperma yang masih ada di dalam penis sampai habis. Rani terus menyedot yang membuat orgasmeku semakin nikmat. Dan setelah selesai, Rani masih juga menjilati penisku, spermaku yang sebagian tumpah juga masih di jilati.
Kemudian setelah beristirahat beberapa saat, kami pun meneruskan mandi sambil saling menyabuni. Setiap lekuk tubuhnya aku telusuri. Dan aku pun semakin menyadari bahwa badannya sangat indah. Setelah itu kami tidur berdua sambil terus berpelukan.
Pagi-pagi ketika aku bangun ternyata Rani sudah berpakaian rapi, dan dia cantik sekali. Dia mengenakan rok mini dan baju tanpa lengan yang serasi dengan kulitnya yang halus. Dia mengajakku belanja ke Mall karena persediaan makanan memang sudah habis. Maka aku pun segera mandi dan bersiap-siap.
Di perjalanan dan selama berbelanja kita saling memeluk pinggang. Siang itu aku menikmati jalan berdua dengannya. Kita belanja selama beberapa jam, kemudian kita mampir ke sebuah Café untuk makan siang. Di dalam mobil dalam perjalanan pulang kita ngobrol-ngobrol tentang semua hal, dari masalah pelajaran sekolah sampai hal-hal yang ringan. Ketika ngobrol tentang sesuatu yang lucu, Rani tertawa sampai terpingkal-pingkal, dan saking gelinya sampai kakinya terangkat-angkat. Dan itu membuat roknya yang pendek tersingkap. Aku pun sembari menyetir, karena melihat pemandangan yang indah, meletakkan tanganku ke pahanya yang terbuka.
“Ayo.. nakal yah..” kata Rani, bercanda.
“Tapi suka kan?” kataku sambil meremas pahanya. Kami pun sama-sama tersenyum. Mengusap-usap paha Rani memang memberi sensasi tersendiri, sampai aku merasa penisku menjadi tegang sendiri.
“Dodi.. sudah kamu nyetir saja dulu, tuh kan itunya sudah bangun.. pingin lagi yah? Rani jadi pengin ngelusin itunya nih..” kata Rani menggodaku. Aku cuma senyum menanggapinya, dan memang aku sudah kepingin mencumbunya lagi.
“Dodi, bajunya dikeluarin dong dari celana, biar tanganku ketutupan. Dipegang yah?” Aku semakin nyengir mendengarnya. Tapi karena memang kepingin, dan memang lebih aman begitu dari pada aku yang meneruskan aksiku. Sambil menyetir aku pun mengeluarkan ujung bajuku dari celanaku. Kemudian tanpa menunggu, tangan Rani langsung menyelinap ke balik bajuku, ke arah selangkanganku. Tangannya mencari-cari penisku yang semakin tegang.
“Ati-ati, masih siang nih, kalau ada orang nanti tangan kamu ditarik yah!” kataku. Rani diam saja, dan kemudian tersenyum ketika tangannya menemukan apa yang dicari-cari. Tangannya kemudian mulai meremas penisku yang masih di dalam celana. Penisku semakin tegang dan berdenyut-denyut. Karena terangsang juga, Rani mulai berusaha membuka ritsluiting celanaku, dan kemudian menyelinapkan tangannya, dan mulai memegang kepala penisku. Cairan pelumas yang mulai keluar diusap-usapkan ke kepala dan batang penisku.
“Dodi.. aku pengin ngisep ininya.. aku pengin ngisep sampai kamu keluar dimulutku..” katanya sambil agak mendesah. Aku juga ingin segera merasakan apa yang dia ingini. Yang ada di otakku adalah segara sampai di rumah, dan segera mencumbunya.
Tapi harapan kita ternyata tidak segera terwujud karena sesampainya di rumah, ternyata orang tua Rani sudah pulang. Kita cuma saling berpandangan dan tersenyum kecewa.
“Eh, sudah pada pulang yah..” Rani menyapa mereka.
“Iya nih, ada perubahan acara mendadak. Makanya sekarang cape banget. Nanti malem ada undangan pesta, makanya sekarang mau istirahat dulu. Kamu masak dulu saja ya sayang.. sudah belanja kan?” kata maminya Rani.
“Iya deh, sebentar Rani ganti baju dulu. Eh, Dodi, katanya kamu pengin belajar masak, ayo, sekalian bantuin aku”, kata Rani sambil tersenyum penuh arti. Aku cuma mengiyakan dan ke kamarku ganti pakaian dengan celana pendek dan T-shirt. Kemudian aku ke dapur dan mengeluarkan belanjaan dan memasukkannya ke lemari es. Tidak lama kemudian Rani menyusul ke dapur. Dia pun sudah berganti pakaian, dan sekarang memakai daster kembang-kembang. Tante juga ikut-ikutan menyiapkan bahan makanan dan Rani mulai mengajariku memasak.
“Sudah Mami istirahat saja sana, kan ini juga sudah ada yang ngebantuin..” kata Rani.
“Iya deh, emang Mami cape banget sih, sudah yah, Mami mau coba istirahat saja”, kata Maminya Rani sambil keluar dari dapur. Aku yang sedang memotongi sayuran cuma tersenyum. Setelah beberapa saat, Rani tiba-tiba memelukku dari belakang, tangannya langsung ditelusupkan ke dalam celanaku dan memegang penisku yang masih tidur.
“Eh.. kok ininya bobo lagi.. Rani bangunin yah?” tangannya dikeluarkan kemudian Rani mengambil salad dressing yang ada di depanku, masih sambil merapatkan badannya dari belakangku. Kemudian salad dressingnya dituangkan ke tangannya, dan langsung menyelinap lagi ke celana dan dioleskan ke penisku yang langsung menegang. Sambil merapatkan badannya, susunya menekan punggungku, Rani mulai meremasi penisku dengan dua tangannya. Nikmat yang aku rasakan sangat luar biasa. Aku segera melingkarkan tangan ke belakang, meremas pantatnya yang bulat itu. Tanganku aku turunkan sampai ke ujung dasternya, kemudian kusingkapkan ke atas sambil meremas pahanya dengan gemas. Ketika sampai di pangkal pahanya, aku baru menyadari kalau Rani ternyata sudah tidak memakai celana dalam. Maka tanganku menjadi semakin gemas meremasi pantatnya, dan kemudian menelusuri pahanya ke depan sampai ke selangkangannya. Jari-jariku segera membuka belahan vaginanya dan mulai memainkan clitorisnya yang sudah sangat basah terkena cairan yang semakin banyak keluar dari vaginanya. Tangan Rani juga semakin liar meremas, meraba dan mengocok penisku.
“Rani.. sana diliat dulu, apa Om dan Tante memang sudah tidur..” kataku berbisik karena merasa agak tidak aman. Rani kemudian melepaskan pegangannya dan keluar dapur.
Tidak lama kemudian Rani kembali dan bilang semuanya sudah tidur. Aku segera memeluk Rani yang masih ada di pintu dapur, kemudian pelan-pelan pintu kututup dan Rani kupepet ke dinding. Kita berciuman dengan gemasnya dan tangan kita langsung saling menelusup dan memainkan semua yang ditemui. Penisku langsung ditarik keluar oleh Rani dan aku segera menyingkap dasternya ke atas, kemudian kaki kirinya kuangkat ke pinggulku, dan selangkangannya yang menganga langsung kuserbu dengan jari-jariku. Tangan Rani menuntun penisku ke arah selangkangannya, menyentuhkan kepala penisku ke belahan vaginanya dan terus-terusan menggosok-gosokkannya. Untuk mencegah agar Rani tidak mengerang, mulutnya terus kusumbat dengan mulutku. Kemudian karena sudah tidak tahan, aku segera mengarahkan penisku tepat ke mulut vaginanya, dan menekan pelan-pelan, terus ditekan, terus ditekan sampai seluruh batangnya amblas. Kaki Rani satunya segera kuangkat juga ke pinggangku, sehingga sekarang dua kakinya melingkari pinggangku sambil kupepet di dinding. Kita saling mengadu gerakan, aku maju-mundurkan penisku, dan Rani berusaha menggoyang-goyangkan pantatnya juga. Vaginanya berdenyutan terasa meremasi batang penisku. Tidak lama kemudian aku merasa Rani hampir orgasme. Denyutan vaginanya semakin keras, badannya semakin tegang dan isapan mulutnya di mulutku semakin kuat. Kemudian aku merasa Rani orgasme. Kontraksi otot vaginanya membuat penisku merasa seperti diurut-urut dan aku juga merasa hampir mencapai orgasme. Setelah orgasme, gerakan Rani tidak liar lagi, dia cuma mengikuti gerakan pantatku yang masih menghunjam-hunjamkan penisku dan mendesakkan badannya ke dinding.
Kemudian sementara penisku masih di dalam dan kaki Rani masih di pinggangku, aku melangkah ke arah meja dapur dan duduk di salah satu kursi, sehingga sekarang Rani ada di pangkuanku dengan punggung menyandar di meja dapur. Selama beberapa saat kita cuma berdiam diri saja. Rani masih menikmati sisa kenikmatan orgasmenya dan menikmati penisku yang masih di dalam vaginanya. Sementara aku menikmati sekali posisi ini, dan menikmati melihat Rani ada di pangkuanku. Tanganku mengusap-usap pahanya dan menyingkapkan dasternya ke atas sampai melihat bulu kemaluan kami yang saling menempel. Belahan vaginanya kubuka dan aku melihat pemandangan yang sangat indah. Penisku hanya kelihatan pangkalnya karena seluruh batangnya masih di dalam vagina Rani, dan di atasnya aku melihat clitorisnya yang sangat basah. Jari-jariku mulai mengusap-usap clitorisnya sampai Rani mulai mendesis-desis lagi, dan pantatnya mulai bergerak lagi, berputar dan mendesakkan penisku menjadi semakin masuk. Aku merasa vaginanya mulai berdenyutan lagi meremas-remas penisku. Karena gemas, kadang-kadang clitorisnya kupelintir dan kucubit-cubit.
Kemudian dasternya kusingkap semakin ke atas sampai aku melihat susunya yang menantangku untuk segera memainkannya. Dengan tak sabar segera susunya yang kiri kulumat dengan mulutku, yang membuat kepala Rani mendongak merasakan kenikmatan itu. Sambil melumati susunya, lidahku juga memainkan putingnya yang sudah sangat tegang. Kadang-kadang putingnya juga kugigit-gigit kecil dengan gemas. Tanganku dua-duanya meremasi pantatnya yang bulat.
“Ya Tuhan Dodiii aahh aahh”, rintihnya di kupingku, sambil kadang menjilati dan menggigit kupingku.
“Dodii.. aahh.. aku hampir dapet lagii.. ahh.., terus gitu sayang”, rintihnya dengan gerakan yang semakin liar. Pantatnya semakin keras menekan dan berputaran, yang membuat penisku juga seperti dipelintir dengan lembut. Aku pun menuruti dan terus memberikan kenikmatan dengan terus memainkan susunya bergantian yang kiri dan kanan, dan tanganku juga ikut memainkan puting susunya, sampai Rani tiba-tiba menggigit kupingku dengan keras dan setelah menghentakkan pantatnya dia memelukku dengan eratnya.
“hh Dodddiii.. hh. hh.” Aku merasakan Rani orgasme untuk kedua kalinya dan lebih hebat dari yang pertama. Denyutan vaginanya keras sekali dan berlangsung selama beberapa detik, dan kenikmatan yang aku rasakan membuatku merasa sudah hampir orgasme. Tapi setelah orgasme, ternyata Rani masih ingat keinginannya untuk menghisap penisku.
“Dodi.. jangan dikeluarin dulu.. nanti di mulutku saja yah”. Maka setelah turun dari pangkuanku, Rani segera jongkok di depanku dan langsung mengulum penisku. Lidahnya memutari batangnya dan mulutnya menyedot-nyedot membuat aku merasa orgasmeku sudah sangat dekat. Tanganku memegang belakang kepala Rani, dan kutekan agar penisku semakin masuk di mulutnya, kemudian aku juga membantu memasuk-keluarkan penisku di mulutnya, dan
“aahh Rani aku keluarrr terus isaappp.. aahh..” dan memang Rani dengan lahapnya terus menghisap spermaku yang langsung berhamburan masuk ke tenggorokannya. Penisku yang masih mengeluarkan sperma terus disedot dan dikenyot-kenyot dan pangkal penisku juga terus-terusan dikocok-kocok. Orgasmeku kali ini kurasakan sangat luar biasa.
Setelah itu kita kembali berciuman, dan kembali meneruskan memasak.
“Dodi.. makasih yah, tapi aku belum puas, habis kurang bebas sih, entar malem lagi yah..!” aku yang merasa hal yang sama cuma mengangguk.
“Ran, aku nanti malem pengin menikmati seluruh tubuhmu.”
“Maksudmu..? apa selama ini belum?”
“Aku pengin melakukan hal yang lain sama kamu.., tunggu saja..”
“Ihh.. apaan sih.., Rani jadi merinding nih”, kata Rani sambil memperlihatkan bulu-bulu tangannya yang memang berdiri, dan sambil tersenyum aku mengelusi tangannya. Kemudian badannya kupeluk dari belakang dengan lembut. Aku merasa bahagia sekali.

Cerita Sex Istri,Cerita Seks,Cerita Sex,Cerita Dewasa,Cersex,Cerita Ngentot,Cerita Panas,Cerita Sex ABG,Cerita Bokep,Cerita Sedarah,Cerita Tante,Cerita Sex Selingkuh,Cerita Sex STW,Cerita Sex Pasutri,Cerita Sex Janda,Cerita Seks Mahasiswi,Cerita Sex remaja,Kisah Seks Remaja

Cerita Sex Aku Di Perkosa Dua Tante Yang Binal Sex sampai lemas

Cerita Sex Aku Di Perkosa Dua Tante Yang Binal Sex- Tante Endah yang memang keturuan china wajah oriental ini berumur 40an tahun sama dengan tante Milena dia juga seumuran, bedanya tante Milena ditinggal suaminya yang rupanya sudah memliki istri kedua tanpa sepengetahuan tante Milena, dari segi wajah mending tante Endah karena masih kencang ketimbang tante Milena, mungkin juga kebanyakan pikiran jadi tante Milena.

Cerita Sex Aku Di Perkosa Dua Tante Yang Binal Sex

Cerota Sex Dua Tante
Aku Di Perkosa Dua Tante Yang Binal Sex_ Saat itu aku yang sedang jalan jalan di sebuah mall unutk mencari makanan dan kongkow tak menyangka bertemu dengan tante Milena yang mana disaat itu juga ada tante Endah, tante Milena mengenalkanku dengan tante Endah sebgai ponakan yang jauh. Kami pun bertemu kemudian kita makan bersama.
Setelah habis dari makan tante Milena mengajak jalan jalan untuk melihat pakain di dalam mall, aku hanya mengikuti dia dari belakang entah apa yang dibicarakan mereka berdua dia berbisik bisik dan senyum senyum aku lihat lirikan tante Endah yang genit mencuri curi perhatiannku tak lama kemudian setelah jalan jalan di mall tante Endah pulang duluan karena sudah sore.
“Oke, Mil. Aku pulang dulu ya, hampir sore nih. Sampai ketemu lagi Ferry” kata Tante Endah sambil tersenyum penuh arti kepadaku yang membuat aku tambah bingung dan dia melenggang menuju carcall untuk memanggil sopirnya.
Sepeninggal Tante Endah kami menuju food court untuk membeli minum dan istirahat. “Fer, menurut kamu Tante Endah gimana?” tanye Tante Milena padaku setelah membeli minum dan duduk ditempat yang agak memojok dan meminum minumannya.
“Mmm.. gimana apanya Tante?” jawabku bingung mendengar pertanyaan Tante Milena sambil menyedot minuman ringan yang aku pesan. “Ah kamu ini, pura-pura nggak ngerti apa emang nggak ngerti? Ya sifat orangnyalah, bodynyalah, facenyalah dan lain-lainnyalah” jawab Tante Milena agak sewot.
“Oo, kalo sifatnya sih saya belum tau bener, kan baru sekali ketemu, tapi keliatannya orangnya baik dan ramah, terus kalo face dan bodinya mm.. biasa-biasa aja tuh” jawabku sambil tersenyum. “Emang kenapa Tante, kok Tante tanya gitu? Bikin aku bingung aja. Terus tadi ngomongin apa sih? Kok pake bisik-bisik terus Tante Endah jadi aneh sikapnya” tanyaku pada Tante Milena.
“Fer, kamu tahukan kalo Tante Endah itu sudah lama hidup sendiri sejak pisah sama suaminya. Nah tadi waktu Tante Endah lihat kamu dia langsung tertarik sama kamu, dan dia nanyain tentang kamu terus ke Tante sebab dia nggak percaya kalo kamu itu keponakan jauh Tante, jadi Tante terpaksa cerita dech kedia siapa kamu sebenernya.
Kamu jangan marah ya, abis Tante Endah itu suka maksa kalo keinginannya belum kesampaian” jawab Tante Milena. “Terus.. mm.. dia pengen sama kamu Fer.. gimana? Kamu mau nggak?” tanya Tante Milena dengan wajah serius.
“Wah gimana ya, repot juga nich kalo sampai dia ngomong-ngomong ke orang lain, bisa tercemar nama Tante. Kalo menurut Tante dia bisa jaga rahasia kita dengan cara gitu ya sudah, saya akan layani dia” jawabku serius juga.
“Tapi nanti kamu jangan lupain Tante ya kalo sudah dekat sama dia” kata Tante Milena was-was. “Ah Tante ini ada-ada saja, nggak mungkinlah saya lupa sama Tante, sayakan kenal Tante dulu baru Tante Yo” jawabku menghibur Tante Milena yang terlihat agak sedih dari ekspresi mukanya.
“Yah.. sapa tahu kamu bisa dapet lebih dari Tante Endah dan lupain Tante deh” katanya lagi sambil menghembuskan nafas. “Jangan kuatir Tante, saya bukan tipe orang yang gampang ngelupain jasa baik orang kepada saya, jadi Tante tenang saja” jawabku kemudian.
“Okelah kalo gitu nanti Tante hubungi Tante Endah, biar dia nanti hubungi kamu” kata Tante Milena kemudian. Setelah itu Tante Milena lebih banyak diam entah apa yang ada dalam pikirannya dan tak lama kemudian kamipun pulang. Malamnya Tante Endah menghubungi aku lewat telepon. “Hallo Ferry, ini Tante Endah masih ingatkan?” tanya Tante Endah dari seberang.
“O iya masih, kan baru tadi siang ketemu, ada apa Tante?” jawabku sambil bertanya.
“Tadi Tante Milena sudah cerita belum sama kamu tentang Tante?” tanyanya lagi.
“Sudah sih, mm.. memang Tante serius?” tanyaku lagi pada Tante Endah.
“Serius dong, gimana kamu okekan?” tanya Tante Endah lagi.
“Kalo gitu oke dech” jawabku singkat. Lalu kami bercakap-cakap sebentar dan kami akhirnya kami janjian besok pagi dilobby hotel “XX” didaerah jakarta barat dan dia akan datang lebih awal karena akan check-in dulu, setelah itu teleponpun ditutup. Keesokannya seperti biasa aku memakai baju rapi seperti orang kerja supaya tidak terlalu menyolok dan aku menunggu di lobby hotel tersebut karena aku juga datang lebih awal, tak lama aku menunggu teleponku berdering.
“Hallo Ferry, ini Tante Endah. Tante sudah ada diatas, kamu langsung naik aja di kamar 888 oke? Tante tunggu ya” kata Tante beritahukan kamarnya. “Oke Tante saya segera kesana, saya juga sudah di lobby” jawabku singkat dan menutup pembicaraan. Setelah mematikan teleponku agar tidak diganggu, aku naik lift menuju kamar Tante Endah. Sampai didepan pintu kutekan bel dan Tante Endah membukakan pintu.
“Ayo masuk, udah daritadi Tante sampai dan langsung check-in. O ya, kamu mau minum atau mau pesan makan apa? tadi sih Tante sudah pesan makan dan minum untuk dua orang, tapi kalau kamu mau pesan yang lain pesan saja, jadi sekalian nanti diantarnya” kata Tante Endah sambil mempersilahkan aku masuk dan menutup pintu. “Yah sudah kalau Tante sudah pesan, nggak usah pesan lagi, nanti kebanyakan makanan malah bingung” jawabku.
“Kok bingung kan buat gantiin tenaga kamu he he he” jawab Tante Endah bercanda. Kemudian Tante Endah duduk di sofa besar yang ada didalam kamar itu dan aku duduk di sebelahnya, kami berbincang-bincang sambil menonton TV lalu aku mendekati Tante Endah dan memeluk pundaknya, kemudian Tante Endah merebahkan kepalanya kepundakku, kubelai rambutnya dan kukecup kening Tante Endah.
“Mmm.. kamu romantis ya Fer, pantes Milena suka sama kamu. hh.. sudah lama Tante nggak merasakan suasana romantis seperti ini” kata Tante Endah sambil menghembuskan nafas. “Ya sudahlah Tante, yang penting hari ini Tante akan merasakan hangat dan romantisnya cinta, karena hari ini aku milik Tante sepenuhnya” jawabku menghibur dia sambil kukecup lagi keningnya.
Tante Endah menatapku sendu sambil tersenyum. “Terima kasih sayang” kata Tante Endah. Dan kutatap matanya yang sendu dalam-dalam lalu kukecup bibirnya. Kecupanku dibibirnya perlahan berubah menjadi ciuman lembut yang dibalas Tante Endah dengan lembut juga, sepertinya Tante Endah benar-benar ingin merasakan nikmatnya berciuman yang sudah lama tidak dirasakannya.
Kami saling cium, saling kulum, dan saling memainkan lidah kemulut pasangan kami. Kugelitik lidah Tante Endah dengan lidahku dan kusapu langit-langit mulutnya sambil kupeluk tubuhnya dan kuraba wajah dan tengkuk serta lehernya dengan tanganku yang lainnya.
“Ahh sayang, aku suka sekali ciuman kamu, mm.. ciuman kamu lebut dan merangsang, mm.. kamu memang pintar berciuman, ahh.. ayo sayang beri Tante yang lebih dari ini” kata Tante Endah disela-sela ciuman kami dan berciuman lagi.
Tanganku mulai bergerak meremas kedua payudara milik Tante Endah bergantian. Tapi aksi kami terganggu oleh pelayan yang mengantar makanan yang dipesan oleh Tante Endah. Setelah pelayan keluar dan Tante Endah memberikan tip, tiba-tiba Tante Endah menabrak aku dan mendorong aku hingga terjatuh diatas tempat tidur dan dengan buas dia langsung memelorotkan celana dan celana dalamku, hingga penisku yang masih tidur terbebas dari sarangnya dan langsung diterkam olehnya.
Disedot, dikulum dan digigitnya penisku yang mulai bangkit dengan napsu dan buas, dan kedua tangannya tak henti-henti mengocok dan memainkan kedua bolaku. “Ahh Tante.. pelan-pelan Tante.. ahh.. enak sekali Tante.. ohh” desahku menahan nikmat yang diberikan oleh Tante Endah padaku.
Tanganku hanya bisa meremas rambut Tante Endah dan seprei kasur yang sudah mulai berantakan, tak lama kemudian kulepaskan kepala Tante Endah dari penisku, kuangkat Tante Endah dan kurebahkan dikasur. “Sekarang giliranku, Tante diam saja dan nikmati permainan ini ya” kataku sambil mengecup bibir Tante Endah dan mulai mencumbu Tante Endah sementara Tante Endah hanya diam saja sambil menatapku dengan sendu.
Kumulai cumbuanku dengan menciumi bibirnya dan perlahan turun kelehernya sambil kubuka kancing baju Tante Endah satu persatu sambil terus turun kedadanya. Setelah kancing bajunya terbukan semua. Kuraih pengait BH yang ada dibelakang dan kubuka sehingga ikatan BHnya terbuka dan ku lepaskan BH Tante Endah lewat kedua tangannya tanpa melepas baju Tante Endah, setelah lepas langsung kuciumi kedua payudara Tante Endah.
Kuciumi seluruhnya kecuali putingnya yang sudah berdiri mengacung minta dikulum tapi tidak pernah kukulum, setiap kali ciuman dan jilatanku sudah dekat dengan putingnya ciuman dan jilatanku turun lagi kepangkal payudaranya dan terus turun sampai ke perut dan bermain-main dipusar sambil kujilati lubang pusar Tante Endah lalu naik lagi terus berulangkali, kusingkap rok yang dipakai oleh Tante Endah kemudian tanganku mulai bekerja meraba-raba paha dan lutut Tante Endah lalu mulai melepaskan celana dalam yang dipakai oleh Tante Endah.
Ketika permainan mulutku mencapai perutnya kutarik celana dalam Tante Endah, dan Tante Endah mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya dengan mudah lepas dari tempatnya. Kupelorotkan celana dalam Tante Endah sampai sebatas lutut lalu ciumanku naik lagi kearah payudaranya.
Dan ketika jilatanku mendekati puting Tante Endah tangankupun mendekati vagina Tante Endah dan ketika bibir dan lidahku mulai memainkan puting Tante Endah tangan dan jari-jariku juga mulai bermain dibibir vagina Tante Endah yang ternyata sudah basah. Ketika kukulum puting Tante Endah yang sudah berdiri dari tadi kumainkan juga kelentitnya dengan jari-jari tanganku yang seketika itu juga membuat tubuh Tante Endah melengkung keatas.
“Akhh.. Ferry.. kamu benar-benar gila sayang, kamu kejam sekali mempermainkan Tante.. akhh.. ferry enak sekali sayang.. akhh.. gila.. kamu bener-bener gila sayang” teriak Tante Endah histeris sambil tangannya meremas seprei dan rambut kepalaku bergantian.
Tak kuhiraukan teriakan Tante Endah dan aku terus mengulum kedua puting dan menjilati kedua payudara Tante Endah bergantian. Tak lama kemudian kurasakan vagina Tante Endah bertambah basah dan tubuhnya mulai bergetar keras yang disertai erangan-erangan, akhirnya Tante Endah mendapatkan orgasme pertamanya.
Pada saat tubuhnya mulai tenang, kulepaskan cumbuanku di payudaranya dan langsung kuangkat kedua kakinya sehingga kepalaku dengan mudah menuju kevaginanya dan langsung kujilat dan kukulum serta kusedot-sedot vagina dan kelentit Tante Endah.
“Akhh.. ahh.. gila.. ini namanya penyiksaan kenikmatan.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. aku nggak kuat lagi sayang.. ahh.. terus sedot yang kuat sayang.. ahh.. tusuk dengan jarimu sayang.. ahh.. tusuk yang kuat.. ahh sayang.. Tante mau.. ahh.. mau dapet lagi sayang.. ahh.. kamu benar-benar gila” teriak Tante Endah histeris memohon, lalu tubuhnya mulai bergetar lagi merasakan orgasme kedua yang datang menghampirinya.
Kuturuti permintaanya dengan menusukan jariku dan kumainkan jariku dengan menyentuhkan jariku kedinding vaginanya yang berkedut-kedut sambil terus bibir dan lidahku memainkan perannya dikelentit Tante Endah.
Tubuh Tante Endah bergetar keras dan pinggulnya bergoyang-goyang mengikuti irama tusukan jariku sambil tak henti-hentinya menjerit-jerit histeris sambil kedua tangannya meremas dan menjambak-jambak rambutku. “Ahh.. Ferryy.. sayang.. ahh.. enak sayang.. ahh.. sodok yang keras sayang.. ahh.. sedot itilku yang kuat.. ahh.. yang kuatt..
” jerit histeris Tante Endah mengantar orgasmenya yang kedua itu. Dan ketika tubuh Tante Endah sudah hampir tenang lagi, kuhentikan juga semua aktivitasku dan kulepas celana dalam Tante Endah yang masih sebatas lulut sehingga lepas semua.
Lalu kuatur posisiku dan kutusukkan penisku kedalam lubang vagina Tante Endah. “Okhh.. jangan dulu sayang.. jangan.. ahh.. stop sayang.. stop.. biar Tante istirahat dulu” pinta Tante Endah padaku, tapi aku tidak menghiraukan permintaanya sambil terus kutusukan penisku sampai masuk seluruhnya dan mulai kugoyang, kuputar dan kukocok penisku dalam vagina Tante Endah.
Tak lama kemudian kuangkat tubuh Tante Endah hingga posisi Tante Endah kini dalam pangkuanku, dan dalam posisi Tante Endah sedang menaik turunkan pantat dan menggoyangkan pinggulnya kulepas baju Tante Endah yang masih melekat dan kulemparkan entah kemana lalu kubuka pengait dan resleting rok Tante Endah dan kulepas rok Tante Endah dari atas dan kulemparkan juga entah kemana hingga kini tidak ada selembar benangpun yang menempel ditubuh Tante Endah lalu akupun melepaskan bajuku sendiri dan kulemparkan sembarangan.
Setelah melepaskan baju mulai kuputar-putar pantatku hingga penisku lebih menggesek dinding vagina Tante Endah. “Akhh.. sayang.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. kamu.. ahh.. kamu memang gila.. ohh.. penis kamu benar-benar.. ahh.. kamu pintar sekali sayang.. pintar dan gila.. ahh.. Tante mau.. ahh.. mau keluar lagi.. ahh.
Tante nggak kuat lagi sayang.. ahh” jerit Tante Endah histeris dan tubuhnya mulai bergetar mendapat orgasmenya yang ketiga, kurasakan cairan diliang vagina Tante Endah bertambah banyak dan kurasakan juga kedutan-kedutan dari dinding vagina Tante Endah. Lalu kurebahkan tubuh Tante Endah dan terus kugenjot penisku didalamnya yang sekali-kali kuputar-putar pinggulku, tubuh Tante Endah tambah bergetar dengan kencang, goyangan dan kocokan penisku juga tambah kencang.
Lalu kumainkan tanganku dikelentitnya sambil kurebahkan kepalaku kedadanya dan kusedot dan kukulum dengan kuat juga kedua puting Tante Endah bergantian dan kedutan-kedutan dinding vagina Tante Endah juga bertambah kuat sehingga penisku merasakan sensasi yang membuat aku merasakan sesuatu yang akan segera meledak keluar.
“Akh.. Tante aku mau keluar Tante.. akhh.. aku keluar Tante” kataku disela-sela kuluman mulutku diputingnya sambil terus mengocok penisku dengan cepat dan kuat dalam liang vagina Tante Endah. “Ahh.. iya sayang.. ahh.. keluarkan saja.. ahh.. Tante juga.. ahh.. sudah nggak kuat lagi.. ahh” teriak Tante Endah dan memelukku dengan erat sambil tubuhnya terus bergetar, kurasakan kuku-kukunya mencakar punggungku.
Lalu meledaklah cairan kenikmatan yang kukeluarkan dalam vagina Tante Endah yang sudah basah sehingga bertambah basah lagi, ketika kenikmatanku meledak dan tubuhku bergetar kenikmatan kukocok dengan keras dan kuat penisku dalam vagina Tante Endah sehingga ada cairan yang keluar dari dalam vagina Tante Endah yang kurasakan dari tanganku yang basah karena masih memainkan kelentit Tante Endah. Tubuh kami sama-sama bergetar dengan kencang, keringat kami bersatu dan seluruh ruangan dipenuhi oleh suara erangan dan jeritan kenikmatan yang kami dapatkan pada saat bersamaan.
Setelah tubuhku dan Tante Endah mulai tenang kembali, kulepaskan penisku dari vaginanya yang sudah sangat basah, lalu kubersihkan vagina yang penuh dengan cairan kenikmatan kami berdua dengan sedotan dan jilatanku, kujilati sampai bersih dan sayup-sayup kudengan erangan pelan Tante Endah yang memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang baru saja dia dapatkan.
Setelah bersih kurebahkan tubuhku disamping Tante Endah, lalu kupeluk dia dan kukecup pipi Tante Endah. “Ahh.. terima kasih sayang.. terima kasih daun mudaku.. uhh.. rasanya tubuhku ringan sekali bagaikan kapas yang masih terbang diawang-awang, ahh.. nikmat sekali tadi kurasakan, kamu memang pintar sayang, baru sekali ini kurasakan orgasme beruntun seperti tadi, sampai lemas tubuh Tante” kata Tante Endah sambil membuka matanya dan tersenyum padaku.
“Ah Tante Endah bisa aja.. aku juga tadi nikmat sekali, kedutan dinding vagina Tante Endah membuat penisku merasakan seperti diremas-remas, nikmat sekali” balasku sambil kuusap keringat yang ada di keningnya dan kukecup kening Tante Endah, lalu aku bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang penuh dengan keringat dan disusul oleh Tante Endah dan kamipun saling membersihkan tubuh.
Selesai membersihkan tubuh dan dalam keadaan masih bugil kami lalu menyantap makanan yang tadi dipesan oleh Tante Endah sambil bercakap-cakap dan bercanda, sedangkan tangan Tante Endah tidak pernah lepas dari selangkanganku. Selesai makan kami melanjutkan percakapan kami diatas tempat tidur sambil saling memeluk hingga akhirnya kamipun tertidur untuk memulihkan tenaga yang akan membuat pertarungan berikutnya lebih seru lagi.
Dan mulai sejak itu jadilah aku daun muda kesayangan Tante Endah dan Tante Milena.
Cerita Sex Istri,Cerita Seks,Cerita Sex,Cerita Dewasa,Cersex,Cerita Ngentot,Cerita Panas,Cerita Sex ABG,Cerita Bokep,Cerita Sedarah,Cerita Tante,Cerita Sex Dua Tante,Cerita Sex Selingkuh,Cerita Sex STW,Cerita Sex Pasutri,Cerita Sex Janda,Cerita Seks Mahasiswi,Cerita Sex remaja,Kisah Seks Remaja,Cerita Sex 2018

Cerita Sex Prawan Terbaru 2018

Cerita Panas ini berkisah ” Kisah Seks Nyata Karena Au Tak Ragu Lagi “Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Bokep Terbaru 2017. Ki...